Berita Bali

Bule Australia Terjangkit DBD di Bali, Menteri Kesehatan: Mungkin Harusnya Bersyukur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabar Baik! Menkes Sudah Temukan Obat Penawar Gangguan Ginjal Akut Anak, Didatangkan dari Singapura

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat bicara menanggapi adanya seorang wisatawan asing asal Australia yang terjangkit DBD saat berlibur di Bali.

"Sebenarnya DBD itu fatality ratenya (tingkat kematian) rendah. Jadi, kalau dibandingkan misalnya dengan TBC yang meninggal di Indonesia diatas 100 ribu. DBD yang meninggal 400-an," ujar Menkes Budi usai membuka dan menghadiri kegiatan, Arbovirus Summit di UID Campuss, Kura-Kura Bali, Senin 23 April 2024.

Apakah vaksin dengue (Dengvaxia) dibutuhkan saat ini di Indonesia untuk menangani tingginya kasus DBD yang sekarang terjadi?

Baca juga: Selamat Jalan Kadek Sumadana dan Nyoman Seriani, Tak Disangka Jalan Dua Warga Bali Itu Begitu Tragis

Menkes Budi menyampaikan mengenai vaksin kita prioritaskan vaksin itu kasih ke TBC dulu dibandingkan DBD.

Dan DBD itu rendah (fatality rate-nya) kenapa karena Indonesia sudah sering kena (sering terjadi setiap tahun) selain itu penyakit ini bisa diobati dan tinggi sukses ratenya (tingkat kesembuhannya).

"Saya malah bilang kalau orang Australia kena DBD di Indonesia mungkin dia harusnya bersyukur karena rumah sakit kita lebih ahli menangani DBD," ungkap Menkes Budi.

Baca juga: Kecelakaan Mengerikan di Jalur Denpasar-Gilimanuk, Dua Kaki Ni Nyoman Seriani Putus

Saya cerita di depan kan (sambutan dalam pembukaan Absorvirus Summit), ada Dirutnya Perusahaan TBK terbesar di Indonesia kena DBD dikirim ke Singapura malah meninggal karena disana tidak ada DBD. 


"Dokternya tidak tahu gimana nge-treat (cara penanganan) DBD. Treat DBD itu ada art-nya (seni penanganannya) juga, kapan trombositnya turun, mesti diapain, itu kan ada art-nya. Dan itu tergantung pengalaman," ucapnya.


"Indonesia karena banyak (kasus DBD) jadi pengaruhnya tinggi. I don't think di Australia tidak sebanyak kita, paling jago Brazil karena Brazil kan tiga juta (kasus DBD penanganannya sukses). Kita ratusan ribu," sambung Menkes Budi Gunadi.


Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, I Dewa Made Indra menyampaikan jangan terlalu mendramatisir kasus tersebut.


"Saya pikir kita sama-sama jangan terlalu mendramatisie ketika dengue ini mengenai Warga Negara Asing asing. Kan warga negara asing dengan warga bali dan warga negara yang ada di Indonesia sama saja," tegasnya.


Made Indra menambahkan dengue atau DBD dapat mengenai siapa saja, yang terpenting adalah begitu terinfeksi dengue ini cepat responnya. 


Kenapa cepat karena supaya kesehatannya segera dapat dipulihkan dan tidak lagi melakukan penularan atau infeksi lebih luas. 


"Jadi jangan di dramatisir karena sekali lagi dengue ini bisa mengenai siapa saja, kewaspadaan itu yang paling penting, lingkungan kita jaga," ucap Made Indra. 


Menurutnya karena berkaitan dengan orang asing tentu teman-teman kesehatan akan melakukan quick respon atau respon cepat supaya ini tidak menjadi isu yang menganggu pariwisata kita. 


Mengenai rekomendasi vaksin dengue bagi wisman yang akan ke Bali menurut Sekda Made Indra belum diperlukan.


"Iya biasa saja tidak hanya bagi Warga Negara Asing siapa saja bisa vaksin. Kita di Bali juga bisa vaksin dan vaksinya sudah ada. Kepada Warga Negara Asing bisa kita advice tapi tidak bisa kita wajibkan," demikian kata Sekda Bali, Dewa Made Indra.(*)

Berita Terkini