Berita Bali

Hujan Deras Guyur Badung dan Denpasar, Pohon Tumbang Timpa Penyengker Pura Dalem Lingsir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUMBANG - Petugas BPBD dan warga membersihkan sisa pohon beringin yang tumbang dan menimpa asagan dan penyengker Pura Dalem Lingsir, Jemeng, Desa Sangeh, Badung, Senin 22 April 2024

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Badung, Senin 22 April 2024 dini hari membuat pohon beringin di Desa Sangeh, Abiansemal, Badung, Bali tumbang.

Pohon beringin yang berlokasi di Pura Dalem Lingsir Jemeng itu pun menimpa asagan dan tembok penyengker Pura Dalem Lingsir.

Tidak ada korban jiwa pada kejadian itu.

Namun beberapa kerusakan terjadi dan tumbangnya pohon beringin sempat menutupi jalan di daerah tersebut.

Baca juga: Pohon Tumbang di Buleleng, Timpa Rumah dan Garasi Mobil, Sukerna Alami Kerugian Hingga Rp 70 Juta

Pohon itu tumbang sekitar pukul 07.20 Wita.

Batang pohon beringin dengan diameter yang lumayan besar tumbang menimpa asagan dan penyengker pura.

"Ya ada pohon tumbang yang menimpa Pura Dalem Lingsir. Kami sudah menerima laporan siang," ujar Kalaksa BPBD Badung, I Wayan Darma.

Menurutnya, setelah mendapat laporan, Tim TRC BPBD Badung dibantu masyarakat setempat, Perbekel, Perangkat Desa, Trantib, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Sangeh turun melakukan penebangan.

Pembersihan dengan melakukan pemotongan pun langsung dilakukan.

"Tim dibantu stakeholder terbaik langsung melakukan penanganan di lokasi.

Sehingga jalan yang sempat tertutup bisa kembali normal.

"Dari kejadian ini, kerugian diprediksi kurang lebih sekitar Rp 50 juta," ungkapnya.

Sebelumnya, Darma menerangkan, masyarakat maupun kelompok masyarakat yang mengalami kerugian materiil dapat mengajukan permohonan bantuan.

Hal ini sesuai dengan ketentuan dan permohonan ditujukan kepada Bupati Badung.

Kemudian, dari permohonan tersebut akan diturunkan Tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna).

Kalau ada rumah atau pura di lingkungan permukiman pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman.

"Bantuan itu (kebencanaan), menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga," ungkapnya.

Untuk diketahui tahun 2024 Pemkab Badung telah menyiapkan anggaran Belanja Tak Terduga Rp 70 Miliar dan tidak semua untuk penanggulangan bencana, karena mencakup juga seluruh kegiatan yang tidak direncanakan.

Sementara itu, hujan juga mengguyur Kota Denpasar, Senin 22 April 2024.

Meski curah hujan tidak terlalu tinggi, Pasukan Biru Prokasih DPUPR Kota Denpasar terus bersiaga.

Hal ini dilaksanakan dengan pembersihan sungai, jaring sampah, drainase dan saluran air yang ada di Kota Denpasar.

Kabid Sumber Daya Air, Gandi Dhananjaya Suarka menjelaskan, PUPR Kota Denpasar melalui Pasukan Biru Prokasih terus menggencarkan pembersihan sungai dan saluran air.

Hal ini dilaksanakan secara rutin sebagai upaya antisipasi dalam mencegah meluapnya air sungai atau saluran air akibat adanya sedimentasi, tersumbat sampah atau benda lainya di sungai.

"Pembersihan ini lebih kepada upaya untuk mengembalikan fungsi sungai, drainase dan saluran air yang sebenarnya, hal ini dilaksanakan secara rutin, sehingga saat debit air meningkat tidak meluap atau sampai menimbulkan genangan di titik tertentu. Selain itu curah hujan tinggi yang terjadi dikhawatirkan membawa sampah kiriman, sehingga harus terus diatensi," katanya.

Dikatakannya, dari hasil kegiatan yang dilaksanakan rutin setiap hari ini ditemukan permasalahan klasik yakni masih ditemukan sampah yang memenuhi sungai dan salter penjaring sampah.

Kondisi inilah yang biasanya menimbulkan banjir atau luapan air saat musim hujan akibat tersumbatnya saluran air.

“Hingga saat ini sampah masih menjadi kendala, sehingga diperlukan kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih ke sungai yang menjadi saluran air,” jelasnya.

Ia mengatakan, secara umum kondisi sungai dan saluran air di Kota Denpasar sudah baik.

Namun demikian banjir dan genangan terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan bertambahnya volume air dengan cepat, namun pasca hujan reda akan segera kembali normal.

"Kita ketahui Denpasar merupakan daerah hilir, selain sedimentasi, pasang surut air laut juga mempengaruhi perjalanan air menuju muara," paparnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan sungai dan saluran air lainya.

Hal ini mengingat saat ini hujan masih terjadi di wilayah Kota Denpasar.

Selain itu pula, Bali khususnya Kota Denpasar yang bertumpu pada sektor pariwisata juga wajib menjaga kebersihan lingkungan.

"Selain menyebabkan air meluap akibat berkurangnya daya tampung sungai, sampah juga akan bergerak menuju muara. Ini akan mengotori pantai. Masyarakat dimohon untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih di sungai atau saluran air," harapnya. (gus/sup)

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini