Pantauan di lapangan, layangan yang sebelumnya dimainkan oleh para korban ini masih tergeletak di pinggir pantai tak jauh dari deburan ombak.
Layangan tersebut jenis 'bebean' dengan panjang sekitar tiga meter.
Layangan tersebut dibawa dari Kintamani menggunakan sepeda motor, karena layangan ini dibuat dengan sistem knock down.
"Setiap musim layangan pasti ke sini. Layangan bebean, bawa dari rumah. Ke sini bersama 8 orang membawa sepeda motor. Layangan knock down," ujarnya.
Duked mengungkapkan, keponakan bersama temannya sudah berada di Pantai Saba sejak pukul 12.00 Wita.
"Tidak ada firasat apa-apa dari keluarga, semua awalnya berjalan normal. Tidak tahu sampai terjadi seperti ini. Semoga ponakan saya cepat ditemukan," ujarnya.
(*)