Berita Karangasem

BOCAH 8 Tahun Meninggal Dunia di Karangasem, Diduga karena DBD, Sudah Tembus 247 Kasus di Gumi Lahar

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Bocah atas nama I Made NP, asal Br. Dinas Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, meninggal dunia, Kamis (23/5/2024).

TRIBUN-BALI.COM  - Bocah atas nama I Made NP, asal Br. Dinas Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, meninggal dunia, Kamis (23/5/2024).

Bocah ini diduga meninggal dunia karena terkena demam berdarah dengue (DBD). Mendiang adalah siswa kelas II SD.

Kelian Br. Dinas Kelod, Nengah Aryana, membenarkan bocah usia 8 tahun itu telah meninggal dunia. Namun belum bisa dipastikan penyebab kematiannya.

"Kalau informasi di masyarakat, bocah ini meninggal diduga kena DBD. Belum ada hasil diagnosa medis jika terkena DBD," kata I Nengah Aryana, Jumat (24/5/2024) siang kemarin.

Sebelum meninggal dunia, kata Aryana, anak ini sempat di rawat di salah satu rumah sakit di Klungkung. Sempat mendapat perawatan beberapa hari, sebelum akhirnya meninggal dunia.

Pihaknya belum berani memastikannya. Hanya saja, beberapa bocah di Br. Kelod sempat mengeluhkan kondisi sama. Untung beberapa diantaranya bisa sembuh.

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan Saat Study Tour Kerap Terjadi, Pihak Sekolah Wajib Perhatikan 4 Hal Ini

Baca juga: TRAGIS Wanita Ini Meninggal Dunia Saat Naik Gunung Agung, Tanpa Pemandu, Begini Kronologinya!

Ilustrasi - Bocah atas nama I Made NP, asal Br. Dinas Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, meninggal dunia, Kamis (23/5/2024). (Tribun Bali/Dwi S)

"Dari beberapa pekan terakhir, sudah ada sekitar 10 bocah yang sakit mengarah ke DBD. Katanya trombosit turun. Tapi belum dipastikan, apakah kena DBD atau faktor lain. Bocah yang trombosit turun sudah pulang,"akui Nengah Aryana.

Pihaknya sudah melaporkan temuan ini ke dinas terkait. Dengan harapan dinas menindaklanjutinya.

Jika seandainya karena DBD, Dinas Kesehatan Karangasem segera melakukan pencegahan dini. Sehingga tak ada kasus DBD. Diantaranya melakukan fogging atau langkah lain untuk menekan kasus.

Kepala Dinkes Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama, mengaku, belum mengetahui informasi dan belum mendapatkan laporannya.

Petugas sudah sempat cek ke puskesmas, RSUD Karangasem, dan RS Bali Med. Tetapi belum ada laporan. Kemungkinan yang bersangkutan periksa ke Klungkung jaraknya dekat.

"Kita masih belum pastikan penyebab kematiannya. Karena diagnosa dari medisnya belum ada. Makanya kita masih menugaskan tim medis untuk mencari penyebabnya. Nanti kalo sudah ada laporan pasti kita infokan," kata I Gusti Bagus Pertama.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Karangasem mencapai 247 kasus. Terhitung dari Januari sampai April 2024.

Temuan kasus DBD tersebar di seluruh Kecamatan di Karangasem. Satu diantaranya Kecamatan Karangasem, Manggis, Sidemen, Bebandem, Abang, dan lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, Gusti Bagus Pertama, mengaku kasus DBD alami penurunan dibanding 2023.

Untuk tahun 2024, lonjakan kasus DBD terjadi Maret. Jumlahnya capai 106. Sedangkan April 59 kasus, serta diperkirakan akan terus bertambah. Mengingat cuaca masih anomali, sering berubah.

"Untuk kasus DBD Januari 25 kasus, dan Februari 57 kasus. Jumlah ini alami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun 2023,"kata I Gusti Bagus Putra Pertama.

Pria berprofesi sebagai dokter ini mengaku, masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Karangasem disebabkan banyak faktor.

Satu diantaranya kesadaran masyarakat akan bahaya DBD belum maksimal. Selain itu cuaca di Karangasem anomali, tidak tetap. Sekarang panas, beberapa jam turun hujan. Sehingga jentiknya berkembang.

"Kalau sudah musim hujan, jentik cepat akan berkembang biak. Warga harus waspada dan hati - hati. Tetap jaga kebersihan lingkungan disekitar," imbaunya.

Untuk menekan kasus DBD di Karangasem, pemerintah mulai mengaktifkan kembali kelompok kerja operasional (pokjanal) untuk pemberantasan DBD di tiap desa.

Hal itu perlu dijalankan agar Karangasem bisa menekan penyebaran kasus DBD setiap tahunnya secara konsisten, sehingga tidak ada korban jiwa.

Pemerintah terus melaksanakan sosialisasi 3 M dan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Kegiatan fogging di semua desa terus digencarkan.

"Petugas Dinas Kesehatan rutin mengelar fogging. Kegiatan difokuskan ke desa yang sudah ada kasusnya. Rutin setiap hari ke desa," tambah Gusti Pertama, sapaan akrabnya.

"Kita berharap peran masyarakat dalam menekan kasus DBD di Kab. Karangasem. Bila perlu setiap rumah harus ada yang memantau jentik di rumah. Yang terpenting yakni menjaga kebersihan lingkungan sekitar," imbau Gusti Pertama.(*)

Berita Terkini