Berita Denpasar

MACET Usai 1 Arah, Dishub Denpasar Batalkan! Jalan Tamblingan Kembali Semula, Protes Warga Setempat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERJAGA – Pecalang berjaga dalam pelaksanaan pengalihan arus lalu lintas di Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Minggu (9/6).

TRIBUN-BALI.COM - Pemberlakuan jalan satu arah di Jalan Danau Tamblingan Sanur Denpasar menyebabkan kemacetan dan protes dari warga.

Hal itu membuat Dinas Perhubungan Kota Denpasar melakukan evaluasi kembali pelaksanaan kebijakan itu. Akhirnya Dishub Kota Denpasar memutuskan membatalkan pelaksanaan sistem satu arah tersebut.

"Pembatalan itu dilakukan karena banyak masukan dari masyarakat serta evaluasi dari Forum Lalu Lintas Kota Denpasar dan memutuskan untuk melakukan sistem buka tutup," kata Kepala Dishub Kota Denpasar, I Ketut Sriawan, Minggu (9/6).

Sriawan mengatakan, sistem buka tutup tersebut diberlakukan sejak, Jumat 7 Juni 2024 pukul 17.00 Wita.

Ia menambahkan, diawal memang Dishub mencoba memberlakukan satu arah. Akan tetapi, dari hasil evaluasi kondisi di lapangan ada terkendala di simpang Tirta Nadi-Danau Poso.

Di mana, Jalan Tirta Nadi terlalu sempit yang membuat kendaraan sulit ke luar menuju Bypass Ngurah Rai.

Baca juga: Lalu Lintas Terpadat Sepanjang 2024, 11.918 Pesawat Berseliweran, Ngurah Rai Layani 2 Juta Penumpang

Baca juga: CUACA Buruk Sebabkan 6 Bencana Alam, Pohon Tumbang di Klungkung dan Jembrana!

Pemberlakuan jalan satu arah di Jalan Danau Tamblingan Sanur - Mal Icon Bali Sanur Segera Dibuka, Jalan Danau Tamblingan Mulai Diberlakukan Satu Arah (Tribun Bali/Putu Supartika)

Ditambah lagi ATCS milik Provinsi Bali di kawasan tersebut tidak berfungsi dengan baik karena ada komponen yang harus diperbaiki. Sehingga pihaknya mengatakan, diputuskan penggunaan jalan menjadi satu arah dibatalkan.

Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Jalan Danau Tamblingan, Sriawan mengatakan pihaknya memilih untuk melakukan buka tutup. "Kami lihat di Jalan Tirta Nadi tidak memungkinkan karena jalan sempit, jadi untuk mengurai kepadatan lalu lintas kami berlakukan buka tutup," jelasnya.

Khusus mengurai kepadatan menuju Mall Icon Bali di Jalan Danau Tamblingan, memang ada antrean karena mall baru dibuka. Namun dari pantauan petugas di lapangan, antrean kendaraan hanya sampai di simpang Taman Sari. Oleh karena itu, Sriawan mengatakan, jika ada kepadatan di simpang mall sampai simpang Semawang, arus lalulintas akan dialihkan menuju Jalan Bumi Ayu.

"Kalau padat di Jala Danau Tamblingan ke mall akibat antrean karena baru dan banyak pengunjung. Kalau padat, simpang Semawang dialihkan ke Bumi Ayu karena kepadatan di simpang mall. Apalagi, kepadatannya sepenggal hanya simpang Taman Sari sampai ke pintu masuk mall," katanya.

Sistem buka tutup tersebut akan berlaku hingga nantinya sampai betul-betul terkendali dan terwujudnya kelancaran lalu lintas di kawasan Sanur. Pihaknya pun akan terus menempatkan petugas di sana.

"Sampai nanti ada solusi lainnya, sebab kawasan tersebut memang harus ada pengurangan parkir atau bersihkan parkir untuk bisa mengurai kemacetan," kata Sriawan. Pihaknya juga masih melihat lokasi tempat parkir yang tepat agar karyawan juga bisa mendapatkan tempat yang nyaman untuk parkir.

Jalanan macet di depan Mall Icon Bali Sanur membuat pengendara sepeda motor memutar otak untuk mendapatkan jalan pintasan. Sehingga banyak di antara mereka melintasi gang pribadi milik warga yang banyak berisikan penginapan dan vila. Akibatnya banyak turis menginap yang komplain sebab jalanan vill tampak ramai suara kendaraan.

Hal ini membuat Kadek Artayasa, penduduk asli Sanur yanjuga pemilik penginapan di Gang 60 menutup akses Jalan Gang 60 selain untuk penghuni gang. Gang 60 ini berada tepat di depan Mall Icon Bali. Saat macet pengendara motor masuk ke gang tersebut untuk mencari jalan pintas.

“Ini kebetulan adalah gang keluarga. Jadi kalau kerusakan jalan ini kan tidak ada kontribusi buat kita. Di sini juga ada penginapan banyak. Semua ini penginapan keluarga. Jadi efek depan itu sangat merugikan bagi kami. Kearifan lokal di sini juga sudah mulai hilang sangat disayangkan sekali,” jelas Kadek Artayasa, Sabtu (8/6).

Kata Kadek, banyak sekali pemotor yang masuk ke gang ini karena macet di jalanan utama depan mall. Bahkan ia memasang plang pembatas tiga bahasa Indonesia, Inggris dan Bali yang bertuliskan ‘Dilarang masuk di gang ini. Dilarang parkir di area gang ini. Ada mobil keluar masuk’.

“Kalau ini (macet di Sanur) mungkin karena weekend ya. Jadi Sabtu kebetulan karena ada live music. Jadi buat macet. Jam 3 sore biasanya ada tanda-tanda (macet) sampai malam. Tamu pada komplain setiap hari mendengar suara motor di gangnya,” imbuhnya.

Harapan Kadek kedepannya dengan dibukanya Icon Bali ini semoga kearifan lokal Sanur tidak mulai memudar. Terlebih banyak tamu-tamu sudah mulai komplain karena Sanur dikenal dengan wisata kota tua. Menurutnya, mall ini bagus, namun kurang tepat untuk Sanur sebab akses jalan di Sanur kecil.

“Di sini kota tua. Sebenarnya tidak cocok dekat mall. Sebenarnya yang cocok itu tempat wisata edukasi turis. Oke boleh ada supermarket, tapi jangan segede ini. Marketplace-nya saja hanya dilingkari oleh pasar tradisional Sanur. Macet itu kita yang terganggu penduduk asli. Kita tersingkirkan. Dan hampir semua tidak ada orang asli Sanur yang bekerja di dalam mall. Penduduk pribumi sedikit kecewa. Kearifan lokal sebaiknya tetap dijaga agar tidak seperti Kuta, Canggu,” katanya. (sup/sar)

 

Berita Terkini