TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -Penyelesaian sampah yang ada di Denpasar menjadi permasalahan yang serius.
Apalagi dalam sehari Denpasar menghasilkan sampah mencapai 1.200 ton.
Selain itu, akhir tahun 2025 Pemprov Bali berencana menutup TPA Suwung yang selama ini digunakan Denpasar untuk membuang sampah.
Baca juga: KEBAHAGIAAN SIRNA SEKEJAP Di Jalan Gunung Soputan Denpasar, Tewas 3 Hari Setelah Ulang Tahun
Anggota Dewan mendesak agar Pemkot Denpasar menggunakan insenerator.
Namun terkait hal itu, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan diperlukan kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kalau Insenerator butuh kajian LH dulu," kata Jaya Negara.
Baca juga: PERTEMUAN TERAKHIR di Pantai Berawa, Korban Terseret Arus Di Hadapan Dua Sahabat
Apalagi di TPST yang dibangun di tiga titik di Denpasar memanfaatkan dana dari bank dunia.
Dimana syaratnya tidak boleh menggunakan insenerator.
"Tiga TPST kita menggunakan dana dari bank dunia. Syaratkan tidak boleh insenerator sehingga 3 TPST tetap olah jadi RDF," paparnya.
Jaya Negara mengatakan, pihaknya juga akan membangun dua TPS3R lagi.
Selain itu, juga akan memperbanyak mesin gibrig untuk mempercepat pengolahan sampah di TPS3R.
"Kami akan tambah 2 TPS3R dan perbanyak mesin gibrig di TPS3R," kata Jaya Negara.
Dimana untuk saat ini di Denpasar sendiri sudah memiliki sebanyak 24 TPS3R.
Tak hanya itu, Pemkot Denpasar juga akan membangun sebanyak 4.700 teba modern untuk mengatasi masalah sampah.
Sebelumnya Pemkot sudah membangun 800 teba modern, sehingga jika semua terbangun, total akan ada 5.500 teba modern.
Untuk satu teba modern, menggunakan anggaran Rp 2,5 juta sesuai spesifikasi.