TRIBUN-BALI.COM - Michael Sydney Doohan atau Mick Doohan, seorang legenda MotoGP asal Australia, dikenal sebagai salah satu pembalap motor terbaik sepanjang masa.
Lahir pada 4 Juni 1965 di Brisbane, Queensland, Doohan menjadi ikon dalam dunia balap motor dengan pencapaian luar biasa yang menempatkannya dalam sejarah MotoGP.
Karir Awal
Mick Doohan memulai karir balapnya pada akhir 1980-an.
Sebelum bergabung dengan Grand Prix, Doohan menunjukkan bakat luar biasa di kejuaraan Superbike di Australia dan Jepang.
Pada tahun 1989, ia bergabung dengan tim Honda di kelas 500cc, yang saat itu merupakan kelas utama di MotoGP.
Kesuksesan dan Dominasi
Setelah beberapa tahun berjuang untuk mencapai puncak, Doohan mulai menunjukkan dominasinya di awal 1990-an.
Puncak karirnya terjadi antara tahun 1994 dan 1998, di mana ia memenangkan lima gelar juara dunia berturut-turut di kelas 500cc.
Keberhasilannya ini sebagian besar berkat keterampilannya yang luar biasa dan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan di lintasan.
Baca juga: Sejarah MotoGP: Kemenangan Colin Edwards Harus Patah Ditikungan Chicane Terakhir TT Assen 2006
Baca juga: Talenta Muda Berbakat MotoGP Kelas Moto3 2024: Ivan Ortola dan David Munoz Siap Gebrak Klasemen
Gaya Balap dan Taktik
Mick Doohan dikenal dengan gaya balapnya yang agresif dan penuh determinasi.
Ia sering kali mampu memimpin dari awal hingga akhir balapan, menunjukkan konsistensi yang luar biasa.
Doohan juga dikenal dengan kemampuan teknisnya dalam menyesuaikan motor sesuai dengan kondisi lintasan, sebuah keahlian yang sangat penting dalam balap motor.
Kecelakaan dan Pemulihan
Pada tahun 1992, Doohan mengalami kecelakaan serius di Sirkuit Assen, Belanda, yang hampir merenggut karirnya.
Cedera parah pada kakinya memerlukan serangkaian operasi dan masa pemulihan yang panjang.
Namun, determinasi dan semangat juangnya memungkinkan Doohan untuk kembali ke lintasan dan meraih kesuksesan lebih lanjut, menunjukkan karakter seorang juara sejati.
Pensiun dan Warisan
Mick Doohan memutuskan untuk pensiun pada akhir musim 1999 setelah mengalami cedera lagi yang mengancam karirnya.