TRIBUN-BALI.COM - Begini kisah Made Aditya, pemuda asal Bali yang berhasil meraih gelar lulusan terbaik di Akademi Militer untuk tahun 2024.
Letnan Dua Infanteri I Made Aditya Wahyu Palguna mengungkap kesehariannya sedari kecil yang membentuk karakternya sehingga tak kesulitan beradaptasi di Akademi Militer.
Tak tanggung-tanggung, pangkatnya disematkan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melantik dirinya dan ratusan Perwira Remaja TNI- Polri lainnya di Istana Negara Jakarta, Selasa 16 Juli 2024.
Kisah Aditya adalah cerita tentang dedikasi dan kerja keras.
Putra pasangan I Made Sumerta dan Ni Luh Sumiantari ini pun, dianugrahi penghargaan Adhi Makayasa Akmil 2024.
Adhi Makayasa adalah penghargaan untuk lulusan terbaik Akmil, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Kepolisian.
Orang tuanya, yang bekerja di sektor pariwisata swasta, awalnya mengarahkan dia ke sekolah kedokteran.
Meskipun mengikuti keinginan mereka dan mendaftar di program kedokteran di Universitas Udayana, Aditya juga mengejar impiannya untuk masuk Akademi Militer.
"Awalnya orang tua saya mengarahkan saya ke kedokteran karena melihat latar belakang keluarga saya tidak ada yang di militer atau PNS." ujarnya seperti dikutip dari YouTube Tribun Bali.
"Untuk pendaftaran dokter sendiri awalnya saya tetap ikuti kemauan orangtua saya. Karena mereka yang telah membesarkan saya, saya tetap ikut SBMPTN di Universitas Udayana," kata dia.
Baca juga: Kandang Babi Jadi Saksi Disiplin, Hari Ini Made Aditya Terima Penghargaan Adhi Makayasa dari Jokowi
"Tetapi saya minta izin ke Bapak Ibu saya, Pak Bu, saya mau daftar akademi militer. Ya sudah kamu tetap daftar dokter dulu. 'Siap Bapak Ibu, kami tetap daftar dokter'. Tetapi hasil tesnya sampai sekarang pun kami belum tahu yang di Unud. Entah dapat atau tidak. Karena kami sudah melanjutkan tes pusat dan kami dinyatakan lolos ke Akademi Militer," sambung dia.
Tumbuh di Bali, Aditya mengembangkan etos kerja yang kuat sejak kecil.
Sejak kelas tiga SD, ia bangun pukul 05.00 pagi untuk membantu orang tuanya di peternakan babi sebelum dan setelah sekolah.
"Untuk sehari-hari keluarga saya, orang tua bekerja di swasta, di bidang pariwisata."
"Sebelum ada virus dulu kami, orang tua saya punya ternak babi."
"Jadi sembari dari saya SD kelas 3 sampai dengan saya SMA saya masih bangun pagi."
"Jadi mungkin kebiasaan itu yang mengantarkan saya di Akademi Militer bisa berkegiatan dengan lancar dan disiplin karena sudah dari SD saya bangun pagi jam 5, kemudian saya sekolah, pulang sekolah saya balik lagi mengurusi ternak keluarga saya."
"Dan mungkin itu yang dapat mengantarkan karakter saya menjadi suatu kebiasaan dan bukan merupakan hal yang berat untuk kegiatan seperti bangun pagi menepati aturan-aturan yang ada di Akademi Militer."
Aditya siap ditempatkan di mana saja dan di unit apa pun dalam jajaran TNI Angkatan Darat.
Namun, jika diberi kesempatan, ia bercita-cita bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
"Saya siap ditempatkan di mana saja, tetapi jika boleh memilih, saya ingin bergabung dengan Kopassus," kata Aditya.
Made Aditya mengaku bangga dan terharu atas pencapaian nya ini.
"Untuk perasaan tentu bangga dan terharu, karena dari keluarga saya yang bukan dari militer ataupun pegawai negeri sipil pun tidak ada."
"Saya bisa menunjukkan bisa mengantarkan kedua orang tua saya ke istana negara, saya disematkan pangkat oleh Presiden Joko Widodo, dan disini saya bisa mengantarkan dengan haru, nama saya sendiri, dengan keluarga, nama dusun saya, nama desa, dan khususnya nama Bali dan TNI Angkatan Darat" kata Made Aditya.
(*)