Kenalkan Robot Operasi untuk Pasien, UAA Adakan Kongres di Bali, Dihadiri 3 Ribu Ahli Urologi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Kongres Urological Association of Asia (UAA) diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada Kamis 5 September 2024 hingga Sabtu 8 September 2024.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 3.000 ahli urologi dari 60 negara terutama Asia.
UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres yang tahun ini mengangkat tema ‘Integrating Urological Frontiers : Transformative Innovation Meets Global Collaboration’.
Baca juga: Dalami Kasus Robot Trading Net89, Bareskrim Polri Amankan Uang Rp 2 Triliun
Kongres ini akan membahas beberapa materi seperti uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita.
Selain itu, salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir yaitu operasi telerobotic (telerobotic surgery).
Dalam kongres hari ini juga dilaksanakan kembali secara langsung bedah telerobotik dari RS I. G. N. G Ngoerah ke RS Unud oleh tim ahli urologi robotik yang kali ini dipimpin oleh Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD.
Baca juga: Buntut Penipuan Robot Trading Net89, Bandana Atta Halilintar Senilai Rp 2,2 Miliar Disita Polisi
Prof. Rizal menerangkan, saat ini pasien berada di RS I. G. N. G. Ngoerah, dan dokter yang bertugas untuk patient chart yaitu dr. I Wayan Yudiana, SpU(K), dr. Fakhri Rahman Taher, SpU(K), dr. Edi Wibowo, SpU, Dr. dr. Kadek Budi Santosa, SpU(K), dr. Nyoman Gede Prayudi, SpU, dr. Rheza Maulana, SpU; dan dr. Ario Baskoro, BMed Sc. Serta dokter anestesi yang bertugas yaitu dr. I Gst Ayu Eka Para Santi Sidemen, Sp.An-TI.
“Operasi kali ini dapat dikatakan cukup sulit, yaitu pada pasien pria usia 58 tahun dengan kasus kanker prostat. Ini menjadi bukti bahwa operasi telerobotik menjadi inovasi yang mambawa harapan baru pada pemerataan kualitas rumah sakit, khususnya bagi Indonesia. Saat ini, para ahli tengah mengembangkan teknologi tersebut agar segera bisa diaplikasikan secara luas di Indonesia,” jelas, Prof. Rizal.
Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD, yang juga selaku Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia (Perkumpulan Robotik Medik Indonesia) menjelaskan, Indonesia sendiri sudah mampu menjalankan operasi robotik untuk kasus yang kompleks seperti prostatektomi radikal. Selain itu, bedah robotik juga dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal.
Baca juga: Denpasar Education Festival Diisi Pameran Karya Siswa dan Guru, dari Robot hingga Kerajinan
“Di bidang urologi saja, sejauh ini sudah ada 26 operasi yang dijalankan secara robotik (2 di antaranya adalah telerobotik). Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf. Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik,” paparnya.
Namun untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh (menjadi operasi telerobotik), perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil, di mana syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS, kecepatan internet diatas 50mbps dan jitter < 10>
Secara teknis, pada operasi telerobotik terdapat dua komponen utama, yaitu robotic arm (lengan robot) dan surgeon’s console, yaitu alat pusat kendali yang akan dioperasikan secara langsung oleh dokter bedah.
Di pusat kendali tersebut terdapat layar untuk melihat bidang bedahnya secara 3D. Dua komponen ini dihubungkan oleh kabel fiber optik.
Dengan penggunaan jaringan yang baik dan cepat (internet 5G), perintah dari console dapat dikerjakan oleh lengan robot di waktu yang hampir bersamaan meskipun jaraknya terlampau sangat jauh.
Selain itu, tambahnya, karena masalah geografis secara otomatis akan teratasi, hal ini akan membantu mengeliminasi perjalanan jarak jauh apalagi bagi pasien yang sudah terminal.
Ditambah, teknik ini memungkinkan kolaborasi dokter dari berbagai spesialistik secara sekaligus. Sehingga ke depannya, teknologi ini akan mampu meningkatkan pelayanan bagi pasien penyakit Urologi di wilayah Asia, khususnya di Indonesia.
Sementara itu, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, Direktur Utama RS I. G. N. G. Ngoerah juga menyatakan, setelah sukses melakukan operasi telerobotik sejauh 1.200 km pada pasien RSCM melalui kendali konsol di RS Ngoerah pada tanggal 30 Agustus 2024, Urologi Indonesia kemudian juga telah melakukan uji coba Radical Prostatectomy Robotic di RS Ngoerah tanggal 02 September 2024.
“Operasi yang berlangsung selama kurang lebih 5 (lima) jam dilakukan secara robotik yang memiliki keunggulan lebih presisi dengan luka sayatan kecil sehingga mengurangi banyak kehilangan darah, serta prosedur operasi dan pemulihan yang lebih cepat,” ucap, dr. Sudana.
Sedangkan, Prof. Dr. dr. Dewa Putu Gede Purwa Samatra, SpN(K), Direktur RSPTN Universitas Udayana mengatakan pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Dalam hal ini, ia sangat mendukung adanya pengadaan teknologi terbaru yaitu operasi telerobotik.
“Inovasi ini adalah bentuk konkrit kemajuan dunia kedokteran di Indonesia agar mampu meningkatkan dan mempercepat kesembuhan pasien. Kami tentu berharap teknologi ini bisa segera diaplikasikan secara luas di seluruh Indonesia agar pemerataan kesehatan terlaksana, serta mampu meningkatkan kualitas hidup pasien,” kata Prof. Purwa.
Operasi telerobotik sendiri merupakan sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, yang akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time.
Teknologi operasi telerobotik ini ke depannya akan bisa digunakan untuk lebih banyak jenis pembedahan, tidak hanya kasus urologi, tetapi juga bedah digestif, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), obgyn, dan lain-lain. (*)