TRIBUN-BALI.COM — RSUP Prof dr IGNG Ngoerah melakukan operasi pada pasien tumor prostat berusia 58 tahun asal Bali, Kamis (5/9). Uniknya operasi ini dilakukan oleh robot atau yang dikenal dengan istilah telerobotic surgery.
Operasi yang dilakukan dengan robot ini telah dilakukan dua kali dan akan dilakukan ketiga kalinya di RSUP Prof Ngoerah.
Jika sebelumnya telerobotic surgery kista ginjal pada pasien dilakukan di RSCM dan Prof Ngoerah, kini operasi prostat akan dilakukan di RSUP Prof Ngoerah dan RSPTN Unud.
Operator penggerak robot berada di RSPTN Unud, sementara lengan robot dan pasien berada di RSUP Prof Ngoerah. Dokter Spesialis Urologi, dr Chaidir Arif Mochtar SpU (K) PhD menerangkan, jarak operasi jarak jauh dengan menggunakan robot ini bisa dilakukan hingga jarak 1.200 km.
“Ini merupakan terobosan besar di bidang pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi yang tinggi. Implementasi di pasien kita pertama kali yang menggunakan teknologi ini langsung pasiennya untuk kawasan Asia Tenggara,” kata dr Chaidir di Poliklinik RSUP Prof Ngoerah, Kamis (5/9).
Baca juga: 350 Prajurit Yonif 741/GN Siap Bertugas Operasi Pamtas! Amankan Perbatasan dan Dampingi Masyarakat
Baca juga: Sulit Capai Target Investasi, Kepala BKPM Keluhkan Pagu Anggaran 2025 Rendah
Ia menjelaskan, jeda saat lengan robot bergerak dengan instruksi operator maksimal 150-200 millisecond dan tidak boleh jeda terlalu lama.
Ia mengatakan, telerobotic surgery ini dapat menangani semua jenis operasi pada pasien. “Jadi kita mempersiapkan tim di tempat pasien untuk melakukan intervensi bila terjadi malfungsi sinyal dan robot. Dan tim tersebut sudah dilatih untuk melakukan intervensi tersebut,” bebernya.
Ini artinya telerobotic surgery ini sangat bergantung pada sinyal internet. Ia pun menyarankan agar sinyal yang digunakan saat melakukan operasi merupakan jaringan 5G.
“Sinyalnya harus beres dulu. Itu tugas telekomunikasi Kemenkominfo. Tentu ada konsekuensinya harus ada kolaborasi kedokteran tim kesehatan dan kominfo. Harus 5G sinyal. Ini tinggal membuat saluran khusus dari 5G dari RSPTN Unud ke Prof Ngoerah,” lanjutnya.
Dengan menggunakan bantuan robot untuk operasi, dikatakan akan lebih cepat serta ketepatan melakukan tindakan lebih jelas sebab besaran organ yang ditunjukkan 10 kali lipat lebih jelas. Juga pada view organ yang ditunjukkan lebih jelas karena berupa 3 dimensi.
Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, dr I Wayan Sudana mengatakan, secara manajerial dari manajemen untuk penggunaan telerobotic surgery untuk pelayanan kesehatan yang efektif di tengah SDM yang terbatas.
“Seperti ini urologi yang terbatas tenaganya ketika ada kasus di Kupang, misalnya, dan harus dilakukan tindakan tim kita akan datang ke sana. Kalau datang ke sana bisa 2-3 hari sehingga tidak efisien dengan waktu. Telerobotic surgery ini hanya sekian jam saja,” kata dr Sudana.
Tentunya, kata dr Sudana, pasti dalam pemakaian teknologi robot tak bisa sendiri, dalam hal ini penyedia jaringan harus memastikan ketersediaan jaringan internet.
“Itu harus dipersiapkan. Kalau peralatan ini masih meminjam. Belum punya kita. Jadi kita siapkan peralatan nanti kerjasama yang pasti dengan penyedia sinyal yakni Telkomsel,” katanya.
Kegiatan itu dihadiri oleh Wakil Rektor IV Unud Prof Dr dr I Putu Gede Adiatmika MKes, Dekan Fakultas Kedokteran Unud Prof Dr dr Komang Januartha Putra Pinatih MKes, Dirut RS Unud Prof Dr dr Dewa Putu Gde Purwa Samatra SpS(K), serta tim dokter yang akan melakukan tindakan operasi telerobotik di RS Unud, yakni Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD, FICRS (Guru Besar bidang Urologi RSCM/FKUI), serta dokter urologi kosnultan RS Unud dr Pande Made Wisnu Tirtayasa, SpU(K), PhD dan Dr dr Ida Bagus Putra Pramana,SpU.
“Kegiatan operasi telerobotik ini menjadi sebuah inovasi medis dan telemedicine yang memperluas akses dan meningkatkan efektivitas perawatan kesehatan melalui teknologi terkini,” kata Dirut RS Unud. (sar)
Perlu Kepercayaan Masyarakat
OPERASI robotik merupakan sebuah revolusi digital di dunia kedokteran dan salah satu inovasi terbesar dalam bidang medis, yang menggabungkan teknologi canggih dengan keahlian dokter bedah untuk meningkatkan presisi, keamanan, dan kenyamanan dalam prosedur bedah.
Dalam operasi ini, seorang ahli bedah mengendalikan robot melalui sebuah konsol komputer, yang memungkinkan mereka untuk melakukan gerakan yang sangat halus dan tepat yang sulit dicapai dengan tangan manusia.
Telerobotic surgery, sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time.
“Termasuk untuk kasus-kasus urologi, bedah digestif, dan lain-lain. Dengan demikian teknologi ini akan mengatasi beberapa permasalahan, khususnya kendala geografis, sehingga layanan kesehatan kedepannya bisa diberikan secara merata ke tempat-tempat jauh atau yang aksesnya sulit,” kata Dirut RS Unud, Prof Dr dr Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp.S(K), Kamis (5/9).
Namun sebelum itu terwujud, tentunya dibutuhkan kepercayaan yang besar dari masyarakat akan manfaat dan keberhasilan bedah telerobotik ini sehingga perlu adanya edukasi secara terus menerus.
Masalah kesehatan seperti sakit ginjal, gangguan prostat, dan kandung kemih adalah beberapa jenis penyakit urologi. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terlepas dari usia dan jenis kelamin penderitanya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus penyakit urologi seperti gagal ginjal dan batu saluran kemih semakin meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2020, prevalensi gagal ginjal di Indonesia tercatat 3,8 persen atau sekitar 739.208 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, maka penyakit urologi sangat perlu mendapat perhatian dan dalam penanganannya harus terus mengikuti perkembangan teknologi. Diharapkan teknologi telerobotik ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan kesehatan urologi.
“Universitas Udayana tentunya akan sangat mendukung perkembangan teknologi di bidang kesehatan. Kegiatan operasi telerobotik ini merupakan rangkaian dari kegiatan Kongres Urological Association of Asia (UAA). Universitas Udayana sangat mendukung kegiatan ini sehingga dapat menjadi wadah pertukaran ilmu dan inovasi oleh para ahli urologi di seluruh dunia,” terangnya.
Tim Dokter Urologi yang akan mengerjakan dipimpin oleh Prof. Rizal, seorang dokter spesialis urologi konsultan onkologi yang juga seorang guru besar di RSCM/FKUI, sedangkan tim dokter yang lain berasal dari RS UNUD dan RS Ngoerah. (sar)