Sementara itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan cuaca panas beberapa hari terakhir di Bali diakibatkan gerak semu matahari.
"Di mana pada posisi matahari berada di dekat Ekuator sehingga membuat suhu Udara menjadi relative cukup terik (panas) terutama pada siang hari,” ungkap Prakirawan Balai BMKG Wilayah III Denpasar, I Gede Agus Mahendra.
Selain itu tutupan awan di wilayah Bali cenderung sedikit, panas matahari langsung diterima ke permukaan sehingga udara terasa panas.
Suhu panas ini terjadi berulang setiap tahun karena faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari.
“Kondisi ini bersifat sementara, di mana siklus dari peredaran matahari akan terus bergeser menuju ke Selatan dan kondisi cuaca akan kembali normal,” demikian ungkap Agus Mahendra.
Sampai kapan terjadi fenomena suhu udara terasa lebih panas di Bali? Ia menyampaikan kemungkinan hingga tiga hari ke depan.
“Sifatnya fluktuatif mengikuti pergeseran gerak matahari. Untuk tiga hari ke depan diprediksi suhu masih panas,” ucapnya. (mpa/zae)
Bara di Tohlangkir
- Diketahui Minggu 13 Oktober 2024
- Titik api di lereng barat daya Gunung Agung
- Lokasi ketinggian sekitar 2.300 Mdpl
- Berjarak 5 km dari Pura Pengubengan
- Luas vegetasi yang terbakar mencapai 100 Ha
- Ditumbuhi cemara, pinus, dan semak belukar
Larangan Pendakian
- Mulai 1 Oktober 2024 sampai 30 November 2024
- Berlaku di semua pos pendakian menuju puncak
- Serangkaian karya di Pura Pasar Agung Besakih
- Ditemukan 2 WNA di Gunung Agung
- Dievakuasi oleh pemandu lokal
Kumpulan Artikel Bali