Berita Denpasar

PREDIKSI! Kawasan Tukad Barito Denpasar Akan Disulap Seperti Ini, Penataan dari Tukad Pakerisan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PREDIKSI! Kawasan Tukad Barito Denpasar Akan Disulap Seperti Ini, Penataan dari Tukad Pakerisan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jalan Tukad Barito Denpasar kini mulai berkembang terutama untuk usaha kuliner.

Beragam jenis usaha kuliner anak muda mulai bermunculan di kawasan Tukad Barito.

Direncanakan, kawasan Tukad Barito itu pun akan dikembangkan dan ditata oleh Pemkot Denpasar.

Baca juga: TAMPILAN BARU Denpasar, Stasiun MRT di Bawah Puputan Badung, Jalan Tukad Barito pun Disulap

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa.

Arya Wibawa berharap bisa membangun kawasan Jalan Tukad Barito ini menjadi layaknya Kemang Jakarta yang kini booming dengan wisata kulinernya. 

Baca juga: ANEH! Ditegur Karena Geber Motor, Made Kejar Penghuni Kos di Denpasar Timur dengan Pisau

“Sekarang sudah berkembang usaha anak-anak muda di Kawasan Tukad Barito. Kami akan mulai lakukan penataan,” kata Arya Wibawa.

Pemkot Denpasar akan memulai proses penataan dari sisi barat dari arah Jalan Tukad Pakerisan.

Penataan dilakukan untuk trotoar dan pemasangan lampu penerangan jalan.

"Mungkin dari sisi barat dulu sampai ke persimpangan Jalan Tukad Batanghari. Karena jalan ini kan cukup panjang ke timur, kebetulan disana trotoar kan cukup luas," terangnya. 

Pemkot Denpasar menargetkan penataan Jalan Tukad Barito akan dilakukan awal tahun 2025 mendatang. 

Mulai dari pendestrian, lampu-lampu hingga pengisian tempat duduk. 

Menurutnya hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membangun pusat-pusat perekonomian baru di Kota Denpasar. 

Terlebih kawasan Jalan Tukad Barito sudah lebih dulu berkembang secara organik. 

Kedepan hal ini juga akan diikuti dengan pengembangan  atau perluasan sistem pajak digital, sehingga memberikan pendapatan baru bagi pemerintah daderah.

Lapangan Puputan Badung Dilengkapi Stasiun MRT

Kemudian untuk pengembangan Kawasan Suci, Arya Wibawa mengatakan pemkot sudah memberikan insentif kepada UKM, dengan melakukan pembebasan tarif disana, dan para pelaku usaha sudah mulai masuk.  

Lebih lanjut, Arya Wibawa menyebut rencana penataan ke depan yakni di tahun 2026  akan melakukan pengembangan kawasan heritage.

“Sudah disepakati, kami sudah melakukan rapat dengan PUPR  bawah kawasan Hasanudin, Thamrin, Gajah Mada  akan direvitalisasi kembali.

Dengan melakukan penataan trotoarnya kemudian penataan  tamannya, dan seterusnya,” ucapnya.

Termasuk area parkir akan dilakukan dengan konsep awal memanfaatkan Lapangan Puputan Badung.

“Parkir  pelan-pelan kita akan urai, mudah- mudahan dengan kepemimpinan Gubernur yang baru, konsep rencana  awal kami, penggunaan Lapangan Puputan Badung menjadi central parkir bisa direalisasikan, karena konsep pemerintah kota untuk kawasan puputan Badung di bawahnya kami gunakan sebagai tempat  parkir,” tandasnya.

Tak hanya itu, kata Arya Wibawa, bahkan Pj. Gubernur S.M. Mahendra Jaya sempat melakukan komunikasi dengan pemerintah kota, bahwa  central parkir di bawah lapangan juga bisa menjadi stasiun MRT menuju pusat kota Denpasar.

“Jadi di bawah Lapangan Puputan Badung itu rencana ada stasiun MRT juga, di atasnya pusat perbelanjaan di atasnya lagi ada  tempat parkir.

Itu konsep terintegrasi kita dengan gubernur nanti kedepan. Astungkara memang butuh waktu dan butuh dana, kalau pemerintah kota tidak mampu untuk menyelesaikan program itu, astungkara program MRT berjalan, maka  persoalan central parkir kita di Denpasar bisa selesai.

Karena MRT akan  kita tarik ke dalam kota, kalau  awal konsepnya MRT dibangun dari central parkir bawah Kuta menuju pelabuhan Sanur langsung ke Pusat Kebudayaan Bali dan  Ubud.

Makanya kita rancang MRT ini di Lapangan Puputan Badung sebagai feeder (pengumpan) di dalam kota,” pungkasnya. (*)
 

 


 

Berita Terkini