TRIBUN-BALI.COM - Kunjungan wisatawan ke Bali, baik domestik maupun mancanegara, mengalami penurunan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Kondisi ini diakui oleh Wayan Putra Yasa, seorang driver pariwisata freelance asal Bangli, yang merasakan dampaknya secara langsung.
Ia menyebut banyak temannya sesama driver tidak mendapatkan tamu sama sekali, berbeda dengan tahun sebelumnya yang lebih ramai.
Meski dirinya masih melayani tamu dari Australia, jumlahnya jauh berkurang, bahkan tidak lagi cukup untuk dibagi ke sesama driver dalam grup paguyuban.
Selain lesunya kunjungan wisatawan, keluhan mengenai kondisi Bali juga menjadi sorotan.
Wisatawan mengeluhkan kemacetan parah, seperti perjalanan dari Bandara ke Seminyak yang memakan waktu hingga 3 jam, serta masalah sampah yang mencemari pemandangan.
Baca juga: VIDEO Para Penumpang Trans Metro Dewata Berharap Bus Tetap Beroperasi di Bali Tahun 2025
Beberapa tamu bahkan menyatakan enggan kembali ke Bali.
Faktor lain yang memperburuk situasi adalah peralihan minat wisatawan ke destinasi lain seperti Thailand dan Vietnam, ditambah dengan pemberitaan negatif tentang Bali yang menyebutnya sebagai destinasi yang kurang layak dikunjungi.
Putra Yasa berharap pemerintah Bali segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini.
Ia mengusulkan solusi untuk menangani kemacetan dan menghentikan pembangunan villa, restoran, dan hotel yang dinilai membuat Bali terlalu padat.
Menurutnya, tindakan ini penting untuk mengembalikan daya tarik Bali sebagai destinasi wisata utama dunia.
(*)