Saat ini beberapa nama pelatih asal Belanda dikabarkan akan menjadi pengganti Shin Tae Yong. Nama-nama pelatih yang dirumorkan menggantikan STY adalah Louis van Gaal, Patrick Kluivert, hingga Marco van Basten.
Tugas Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia tuntas sudah pada Senin (6/1). Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta.
Dalam pemaparannya, Erick menegaskan bahwa pemecatan Shin Tae-yong bukan karena kegagalan skuad garuda di Piala AFF 2024. Bahkan pemecatan bisa saja dilakukan usai takluk dari China, akan tetapi hal itu urung dilakukan karena dinilai terlalu tergesa-gesa.
“Kalau saya lihat, memang dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa (memecat-red), mungkin kurang baik juga tapi ini sudah dirasakan sejak pertandingan, bahkan mungkin sebelum Indonesia lawan China, tetapi waktunya terlalu mepet,” beber Erick Thohir.
Menurut Erick, waktu sekarang jadi waktu yang tepat mengingat masih ada waktu dua bulan setengah lagi sebelum laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret mendatang.
Sisa waktu ini diharapkan dimanfaatkan pelatih anyar untuk membuat skema dan menjalin komunikasi dengan para pemain Timnas Indonesia. Untuk pelatih anyar, sejauh ini dikabarkan mengerucut ke satu nama yakni Patrick Kluivert.
Patrick Kluivert merupakan pelatih asal Belanda yang pernah memperkuat klub AC Milan hingga Barcelona. Pengumuman resmi pelatih baru akan dilakukan pada 12 Januari 2025. “Yang terbaik ya hari ini karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan,” ujar Erick.
“Saya tidak mau ambil keputusan yang hasilnya tidak baik. Setelah evaluasi dan perhitungan, waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa,” pungkasnya.
Erick Thohir turut menjawab tudingan adanya mafia dan tekanan dari anggota Exco PSSI terkait pemecatan STY. Seperti diketahui, dalam memutuskan apapun, PSSI harus melalui rapat Exco yang dihuni 15 Exco termasuk di dalamnya Ketua Umum dan dua wakil Ketua Umum.
Erick menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Keputusan diambil secara bersama dengan melihat evaluasi kinerja STY sebelumnya dan masa depan Timnas Indonesia. “Saya rasa semua tidak benar karena kalian tahu saya ini pemimpin yang tidak bisa ditekan-tekan,” tegas Erick Thohir.
Erick pun menjelaskan di era kepemimpinannya sudah tak lagi ada mafia-mafia. Hal itu ditunjukkannya dengan perbaikan kualitas wasit hingga penerapan VAR di kompetisi Liga 1. “Bagaimana PSSI bersama Liga melakukan perbaikan match fixing, itu tekanannya jauh lebih berat,” ujar Erick.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut sekali lagi menegaskan bahwa tak ada soal Mafia dan tekanan dalam memutuskan pemecatan STY.
Ia hanya ingin Timnas Indonesia bisa tampil apik saat bersaing pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. “Jadi saya rasa, saya bukan tipe pimpinan yang bisa ditekan-tekan, saya yakin apa yang kita lakukan semua untuk kebaikan,” kata Erick.
“Intinya kita harus kerja keras, tidak bisa cuma terima keadaan dan mengharapkan hasilnya bagus,” katanya.
PSSI memutus kontrak kerja sama dengan STY. Seperti diketahui, STY sebelumnya mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 2027 karena beberapa prestasi yang dinilai membanggakan.
Namun, perpanjangan kontrak yang belum genap satu tahun, pelatih asal Korea Selatan tersebut justru dipecat PSSI.