Shin Tae Yong Dipecat

HARU Salam Perpisahan Shin Tae-yong Usai Hengkang dari Timnas Indonesia: Maaf Tak Bisa Sampai Akhir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pada tahun 2022 - HARU Salam Perpisahan Shin Tae-yong Usai Hengkang dari Timnas Indonesia: Maaf Tak Bisa Sampai Akhir

TRIBUN-BALI.COM - Shin Tae-yong resmi meninggalkan kursi pelatih Timnas Indonesia setelah PSSI mencopotnya dari jabatan tersebut pada Senin 6 Januari 2025 malam WIB.

Kepergian pelatih asal Korea Selatan ini mengakhiri lima tahun kebersamaannya dengan Skuad Garuda, yang penuh dengan momen berkesan dan pencapaian luar biasa.

Dalam periode tersebut, pelatih yang karib disapa STY ini berhasil membawa Timnas Indonesia naik 48 peringkat di ranking FIFA dan mencatat sejarah lolos dari fase grup Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya.

Di level U-23, ia hampir membawa Indonesia ke Olimpiade 2024 di Paris.

Prestasi lainnya adalah keberhasilan Skuad Garuda menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan raihan enam poin dalam enam laga sejauh ini.

 

Hengkangnya Shin Tae-yong meninggalkan kesan mendalam bagi asisten pelatih Nova Arianto, yang menyampaikan pesan perpisahan melalui akun Instagram pribadinya.

"Terima kasih head coach (Shin Tae-yong) dan pelatih semuanya untuk pembelajaran semua ini," ujar Nova.

"Pastinya banyak cerita di sana, terkadang senang, sedih, dan marah. Tapi pastinya coach semua akan selalu diingat dengan apa yang sudah dibuat untuk sepak bola Indonesia."

Baca juga: Head to Head Shin Tae-yong vs Patrick Kluivert: Siapa yang Lebih Gacor untuk Timnas Indonesia?

Shin Tae-yong juga membalas dengan pesan yang penuh harapan, meminta Nova untuk menjaga para pemain Indonesia dan berjuang meloloskan Timnas ke Piala Dunia 2026.

"Terima kasih Nova dan maaf aku tidak bisa sampai akhir. Jaga pemain kami di Indonesia. Dan ayo pergi ke Piala Dunia. Sampai jumpa lagi dan terima kasih banyak untuk kali ini," tulis Shin dalam kolom komentar.

Keputusan ini diambil setelah melalui evaluasi mendalam yang dilakukan bersama seluruh jajaran Exco PSSI.

Erick Thohir menegaskan bahwa pemecatan ini didasarkan pada profesionalitas, tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.

“Intinya kita harus kerja keras, tidak bisa cuma terima keadaan dan mengharapkan hasilnya bagus,” tegas Erick.

Seperti diketahui, Shin Tae-yong sendiri sebelumnya mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 2027 karena beberapa prestasi yang dinilai membanggakan. 

Namun, perpanjangan kontrak yang belum genap satu tahun, pelatih asal Korea Selatan tersebut justru dipecat PSSI.

Performa Shin Tae-yong dinilai belum memuaskan untuk melanjutkan pertandingan di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 

Pemutusan kontrak ini dikatakan Erick Thohir tak jadi masalah, dan PSSI siap membayar kompensasi yang tertuang dalam kontrak.

“Semua kontrak harus kita hormati, kalau kita ingin jadi federasi kredibel, kita harus jaga kesepakatan yang sebelumnya dan kepada liga Indonesia, kita juga sudah menekankan ke klub-klub, tidak mau ada pelatih atau pemain yang tidak dibayar,” kata Erick Thohir.

“Kita harus memenuhi kontrak-kontrak yang ditetapkan. Tentu nanti antara lawyer dan lawyer akan saling bicara untuk bahas poin kompensasi. Tapi poinnya, kita harus respect dengan apa yang disepakati,” sambungnya.

Bantah Tudingan Mafia

Erick Thohir turut menjawab tudingan adanya mafia dan tekanan dari anggota Exco PSSI terkait pemecatan Shin Tae-yong. Seperti diketahui, dalam memutuskan apapun, PSSI harus melalui rapat Exco yang dihuni 15 Exco  termasuk  di dalamnya Ketua Umum dan dua wakil Ketua Umum.

Erick menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Keputusan diambil secara bersama dengan melihat evaluasi kinerja Shin Tae-yong sebelumnya dan masa depan Timnas Indonesia.

“Saya rasa semua tidak benar karena kalian tahu saya ini pemimpin yang tidak bisa ditekan-tekan,” tegas Erick Thohir. Erick pun menjelaskan di era kepemimpinannya sudah tak lagi ada mafia-mafia.

Hal itu ditunjukkannya dengan perbaikan kualitas wasit hingga penerapan VAR di kompetisi Liga 1. 

“Bagaimana PSSI bersama liga melakukan perbaikan match fixing, itu tekanannya jauh lebih berat,” ujar Erick.

“Saya rasa sekarang Liga 1 berjalan baik, yang alarm-nya bunyi masih di Liga 2. Yang kita perbaiki di liga 1 itu dengan adanya VAR, pelatih yang bisa dipercaya. Liga 2 akan menyusul,” sambungnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut sekali lagi menegaskan bahwa tak ada soal Mafia dan tekanan dalam memutuskan pemecatan Shin Tae-yong. 

Ia hanya ingin Timnas Indonesia bisa tampil apik saat bersaing pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

“Jadi saya rasa, saya bukan tipe pimpinan yang bisa ditekan-tekan, saya yakin apa yang kita lakukan semua untuk kebaikan,” kata Erick.

“Intinya kita harus kerja keras, tidak bisa cuma terima keadaan dan mengharapkan hasilnya bagus,” pungkasnya.

Respons Suporter dan Harapan Masa Depan
Keputusan ini menuai berbagai reaksi, termasuk dari kelompok suporter La Grande Indonesia (LGI).

Mereka menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi Shin Tae-yong dan tim pelatihnya selama lima tahun terakhir.

“Terima kasih untuk dedikasi Coach Shin dan tim kepelatihan yang telah bekerja keras. Sejak La Grande Indonesia berdiri, engkaulah yang terbaik!” ungkap LGI dalam pernyataan resmi mereka.

LGI juga menyoroti bahwa pergantian pelatih di tengah perjuangan kualifikasi Piala Dunia 2026 bukanlah langkah ideal.

Mereka berharap pengganti Shin Tae-yong dapat membawa Timnas Indonesia mencapai target besar, yakni lolos ke Piala Dunia 2026.

Dengan berakhirnya era Shin Tae-yong, publik menanti langkah PSSI dalam menunjuk pelatih baru yang dapat melanjutkan perjuangan besar Skuad Garuda.

(*)

Berita Terkini