TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Motif ulah pati seorang gadis di Buleleng akhirnya terungkap usai penyidikan sigap yang dilakukan oleh Kapolsek Petang.
Menurut keterangan kepolisian, korban tidak memiliki riwayat permasalahan terkait asmara.
Namun pihaknya menjelaskan ada indikasi bahwa terror pinjol berpengaruh besar terhadap kondisi mental korban.
Kapolsek Petang AKP I Nyoman Arnaya mengungkapkan banyak ditemukan beberapa pesan untuk pembayaran pinjaman online (pinjol).
Baca juga: RESPON Kebijakan Tarif Dagang Amerika, Menpar: Pariwisata Bisa Jadi Alat Pertahanan Ekonomi Nasional
Ia menambahkan tak ada pesan whatsapp (WA) yang terkait asmara atau putus cinta dengan pacarnya.
“Dari hasil pemeriksaan Hp korban, diduga sementara korban bunuh diri karena banyaknya WA permintaan pembayaran pinjol,” kata Kapolsek Petang, Sabtu 5 April 2025.
Seperti diketahui, kejadian ulah pati di Jembatan Tukad Bangkung itu diketahui terjadi pada Kamis 3 April 2025 malam.
Korban ulah pati diketahui bernama Ni Kadek Meilia Sari (22), korban tercatat berasal dari Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Tamblang, Kubutambahan Buleleng.
Baca juga: Gunakan Skema Pinjaman Bank Daerah, Pemkot Denpasar Akan Bangun Poliklinik di RSUD Wangaya
Kronologi Penemuan Korban
Polsek Petang mendapat informasi dari warga terkait kasus ulah pati itu pada malam hari
Tak menunggu lama, tim Polsek Petang langsung melakukan penyisiran di bawah Jembatan Tukad Bangkung.
Benar saja, ditemukan sosok jenazah gadis asal Buleleng itu dalam keadaan telah meninggal dunia.
Kemudian, jenazah Kadek Sari diidentifikasi oleh Tim Identifikasi Polres Badung yang tiba di Jembatan Tukad Bangkung sekira pukul 23.05 WITA.
Lalu, sekira pukul 23.23 WITA, korban ulah pati dievakuasi dari bawah Jembatan Tukad Bangkung ke atas.
Hasil identifikasi Polres Badung, jenazah Kadek Sari cukup memprihatinkan, terutama pada tubuh bagian kiri korban ulah pati itu.