TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Tradisi sakral Ngerebong dari Desa Adat Kesiman akan menjadi sajian utama dalam Peed Aya (Pawai) Duta Kota Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025.
Digarap oleh Bala Bali Dance Group, garapan tematik ini diperkuat dengan kolaborasi ratusan seniman muda dari berbagai sanggar dan komunitas seni di Kota Denpasar.
Koordinator Pawai Duta Kota Denpasar, Ida Bagus Eka Harista, menjelaskan bahwa melalui tema Ngerebong, pihaknya ingin memperlihatkan bagaimana masyarakat Kesiman memuliakan semesta melalui keselarasan antara manusia, lingkungan, dan kekuatan tak kasat mata.
Baca juga: SELAMAT JALAN Komang Nanda, Pertemuan Terakhir Kakak Beradik di Pantai Tangguwisia Buleleng
“Ngerebong mengajarkan bahwa menjaga semesta tidak cukup hanya fisik, tapi juga spiritual. Menata batin, menghormati leluhur, dan merawat harmoni dengan alam,” jelasnya, Senin, 2 Juni 2025.
Peed Aya tahun ini dirancang menjadi pertunjukan berjalan yang mengalir dengan urutan rapi.
Dimulai dari papan nama Kota Denpasar, Jegeg Bagus, Gebogan, Pependetan, Topeng Panca.
Baca juga: Truk Boks Tabrak Pohon hingga Jatuh ke Kebun Warga di Jembrana Bali, sempat Hindari Kendaraan Lain
Kemudian disusul Rerejangan, hingga garapan puncak Ngerebong dan ogoh-ogoh sebagai penutup.
Ratusan seniman muda yang terlibat berasal dari berbagai latar belakan, mulai sanggar seni, sekolah, sekaa teruna, hingga komunitas seni.
Selain sebagai ajang unjuk kreativitas, keikutsertaan mereka juga menunjukkan kuatnya regenerasi pelestari budaya di Kota Denpasar.
"Masukan dari tim pembina PKB menjadi bahan evaluasi penting agar penyajian Ngerebong dalam format pawai bisa semakin optimal dan menggugah," katanya Eka Harista.
Pihaknya pun mengaku telah menggelar gladi dan siap untuk tampil.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengapresiasi kematangan garapan dan semangat para peserta, serta menekankan pentingnya menjaga konsistensi menjelang hari pawai.
"Sekilas yang kami lihat dari persiapan pada tahap ini sudah sangat baik dan matang, sekarang tinggal konsistensi untuk tampil optimal saat pembukaan PKB nanti," ujar Jaya Negara.
Mengangkat Ngerebong sebagai ikon pawai bukan tanpa alasan.
Tradisi ini diyakini sebagai pengejawantahan nyata dari nilai-nilai Jagat Kerthi atau ajaran luhur yang bermakna pemuliaan dan penyucian jagat raya.
Dalam konteks Peed Aya, Ngerebong ditampilkan bukan hanya sebagai upacara, melainkan pesan kultural dan spiritual tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam secara lahir dan batin. (*)