TRIBUN-BALI.COM - Di tengah banyaknya berita miring tentang aparat penegak hukum, muncul sosok Bripka Seladi, polisi jujur yang menjadi contoh nyata arti integritas.
Selama 16 tahun bertugas di bagian pelayanan SIM Polres Malang Kota, pria bernama lengkap Bripka Seladi ini konsisten menolak suap, bahkan dalam bentuk kecil seperti sekadar pemberian kopi.
Apa yang membuat publik lebih kagum, Bripka Seladi tak malu punya pekerjaan sampingan sebagai pemulung barang bekas.
Baginya, lebih baik bekerja keras demi penghasilan halal daripada mengambil uang haram.
Baca juga: VIDEO Oknum Pendatang Dicerca usai Terciduk Membuang Sampah di Kawasan Wisata Ubud Gianyar Bali
Konsisten Menolak Suap, Meski Banyak Godaan
Bripka Seladi dikenal sebagai polisi yang tegas menolak segala bentuk gratifikasi.
Baik itu berupa uang, hadiah, hingga sekadar traktiran kopi dari pemohon SIM.
Ia percaya, polisi seharusnya menjadi teladan kejujuran.
“Lebih baik jadi pemulung, jauh lebih jujur dan benar daripada terima salam tempel dan suap,” ungkap Bripka Seladi.
Prinsip ini juga ia tularkan kepada keluarganya.
Kalau ada orang yang mencoba memberi sesuatu, Bripka Seladi langsung menyuruh anaknya untuk mengembalikan.
Hidupnya harus bersih, tanpa ada jejak uang haram.
Jadi Pemulung demi Penghasilan Tambahan
Setiap selesai bertugas sebagai polisi, Bripka Seladi langsung berganti peran menjadi pemulung.
Ia memulai aktivitas ini delapan tahun lalu, berbekal sepeda ontel untuk mengumpulkan sampah.
Hasilnya ia pilah, lalu dijual demi menambah penghasilan keluarga.
“Biarpun jadi pemulung, yang penting halal. Saya tidak pernah merasa rendah diri meskipun setiap hari berurusan dengan sampah,” ujar pria berusia 57 tahun ini.