Menhub Pantau Langsung, Penumpang Tidak Terdaftar Dalam Manifest Akan Diverifikasi
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memantau langsung proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya, di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025) malam.
Menhub Dudy telah menginstruksikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
“Keselamatan penyebrangan adalah prioritas utama. Karena itu, saya sudah menginstruksikan KNKT untuk melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan dan berkomitmen untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa,” kata Menhub Dudy.
Baca juga: Saat Nunas Baos, Komang Surata Disebut Masih di Tengah Laut, Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali
Menhub juga menginstruksikan tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, ASDP, serta unsur terkait lainnya untuk melanjutkan dan mempercepat pencarian korban.
Ia berharap pencarian yang dilakukan dapat menemukan lebih banyak lagi korban yang selamat.
Namun demikian, ia meminta seluruh pihak untuk bersabar, sebab fokus utama yang saat ini dilakukan adalah upaya maksimal melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban.
Baca juga: Hari Kedua Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, Posko Kemanusiaan di RSU Tetap Siaga
“Kita punya golden time yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pencarian dan pertolongan korban KMP Tunu Pratama Jaya. Kami berharap bisa menemukan lebih banyak lagi penumpang yang selamat,” ujar Menhub Dudy.
Menhub menjelaskan, jumlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya diketahui sebanyak 53 orang, sedangkan awak kapal berjumlah 12 orang.
Adapun total kendaraan yang diangkut berjumlah 22 unit.
“Hingga malam ini (kemarin), korban selamat yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan berjumlah 29 orang, sementara yang meninggal 6 orang."
"Atas nama pemerintah, saya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga korban dan bagi korban yang selamat, saya berdoa semoga segera diberikan kesembuhan,” terang Menhub Dudy.
Terkait penumpang kapal yang tidak terdaftar dalam manifest, Menhub Dudy menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan konfirmasi dan verifikasi ulang untuk memastikan kebenarannya.
"Kami akan melakukan verifikasi untuk memastikannya, termasuk apakah ada penumpang yang selamat namun belum melaporkan,” tambahnya.
Menhub Dudy mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian dan pertolongan ini. Ia pun berpesan kepada seluruh petugas untuk tetap mengutamakan keselamatan di lapangan.
“Mengingat kondisi cuaca di Selat Bali yang kurang bersahabat, saya meminta seluruh petugas untuk tetap memerhatikan faktor keselamatan. Semoga kerja sama dari seluruh tim gabungan memberikan hasil yang maksimal,” sebutnya.
Ke depan, Menhub mengajak seluruh pihak, termasuk operator penyebrangan dan masyarakat untuk bersama-sama memperkuat budaya keselamatan di sektor penyebrangan.
Ia pun berjanji akan memberikan informasi terkini kepada publik seiring perkembangan penanganan insiden.
Sementara itu proses pencarian terhadap 30 korban yang belum ditemukan dilanjutkan hari ini dengan menerjunkan sejumlah alut.
Tim SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian terhadap 30 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali.
Pada hari H+2 pencarian ini, Jumat 4 Juli 2025 proses pencarian melibatkan ratusan personel gabungan serta sejumlah Alut darat dan udara, serta mendapat dukungan penuh dari nelayan sekitar.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno selaku SMC (SAR Mission Coordinator) mengatakan, dalam pencarian H+2 ini, ada dua OSC (On Scene Coordinator), yaitu OSC untuk wilayah Ketapang oleh Danlanal Banyuwangi, sedangkan OSC untuk wilayah Gilimanuk oleh Kepala Kantor SAR Denpasar.
Eko Suyatno menjelaskan, ada delapan SRU Laut yang bergerak melakukan pencarian di delapan area di wilayah perairan Selat Bali dari utara hingga selatan.
Sejumlah Alut SAR laut yang digunakan, yaitu KRI Tongkol 517, KRI Teluk Ende 813, KN SAR 249 Permadi, KN SAR Arjuna, KNP Grantin, RIB 03 dan RBB Pos SAR Banyuwangi, serta RIB 01 Pos SAR Jembrana.
Sementara itu, pergerakan SRU udara dibawah koordinasi Kepala Kantor SAR Surabaya.
Adapun Alut udara yang digunakan, yaitu 1 unit helikopter Basarnas, 1 unit helikopter milik Bali Air, serta 1 pesawat CN 235 dari Baharkan Polri, untuk menjangkau area pencarian yang lebih luas ke arah selatan.
Selain itu, pencarian udara juga dilakukan dengan menggunakan drone.
Selain pencarian di laut dan udara, tim SAR gabungan juga mengerahkan puluhan personel gabungan untuk melakukan pemantauan di seluruh wilayah pesisir selat Bali, baik dari sisi Ketapang maupun dari sisi Gilimanuk.
Pemantauan darat ini melibatkan sejumlah unsur SAR yang terlibat serta dibantu oleh masyarakat dan nelayan sekitar.
Eko Suyatno juga mengatakan bahwa pihaknya menyiagakan tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) dan potensi SAR berkemampuan Dive Rescue yang telah berada di Ketapang.
Apabila cuaca memungkinkan dan sewaktu-waktu dibutuhkan, SRU penyelam akan dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 35 orang korban berhasil ditemukan tim SAR gabungan, dengan rincian 29 orang ditemukan selamat dan 6 orang ditemukan meninggal.
Sementara itu, korban yang belum ditemukan sebanyak 30 orang. (*)