“Kemudian untuk yang (truk) kecil-kecil ini yang biasanya truk 6 roda ataupun truk Colt Diesel Double (CDD) long, itu kan diarahkan melalui Singaraja, Bedugul kondisinya agak curam dengan lewat sana pun kita nambah (rute) 145 km jadi kan berarti nambah cost lagi terus untuk truk yang besar yang 6 roda, yang tronton, itu harus lewat ke Karangasem nah dengan lewat Karangasem itu sekitar 260-an km lagi nambah dari rute awal dari jarak yang normal dipindah ke jalur sana itu pembengkakan biaya juga jadi itu yang harus ditanggung oleh pengusaha truk,” paparnya.
Kendati demikian, Anom mengakui ini merupakan force major yang diharapkan terdapat gerak cepat dari Dinas PU ataupun dinas terkait yang menangani jalan tersebut.
Ia juga turut mengapresiasi gerak pembenahan jalan yang dinilai sangat cepat walaupun dalam estimasinya kurang lebih akan diperbaiki dalam waktu satu bulan.
“Mungkin bisa lebih cepat dari itu yang kita astungkara bisa berjalan. Kita harapkan agar perekonomiannya nggak stuck juga jadi pengiriman barang tidak menimbulkan biaya logistik yang tinggi gitu,” harapnya.
Hingga kini, Anom menjelaskan Aptrindo masih berkomunikasi proaktif dengan Dishub Provinsi Bali khususnya pada bidang Angkutan Jalan.
“Kita tahu juga artinya kondisi ini disebabkan oleh force major ya bencana alam, jadi kita melakukan komunikasi dan kita saling support-lah kita sampaikan juga ke anggota bahwa kondisinya memang seperti ini apalagi untuk teman-teman yang di luar Bali, kita sudah sampaikan informasinya di update informasinya agar teman-teman juga paham dengan kondisi ini,” tutupnya. (*)
Berita lainnya di Jalan Amblas