BANYUWANGI, TRIBUN-BALI.COM – Operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya resmi dihentikan pada Senin 14 Juli 2025, setelah memasuki hari ke-13 sejak insiden terjadi pada Rabu 2 Juli 2025.
Tanggung jawab pencarian kini dilimpahkan ke unsur kewilayahan.
Dalam konferensi pers terakhir yang digelar tim SAR gabungan, terungkap temuan penting dari video bawah air milik Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur.
Video tersebut mengindikasikan kemungkinan masih adanya korban yang terjebak di dalam bangkai kapal.
“Dari gambar bawah air, ada kemungkinan korban masih berada di dalam bangkai kapal,” ujar Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, Senin 14 Juli 2025.
Temuan Video Bawah Laut
Video tersebut diambil menggunakan kamera underwater dan ROV (remotely operated vehicle) pada hari ke-12 pencarian, Minggu 13 Juli 2025 pukul 02.30 WIB, saat arus Selat Bali relatif tenang.
Dalam video berdurasi beberapa menit itu, bangkai kapal tampak dalam posisi tengkurap, dengan bagian bawah kapal berada di atas.
Baca juga: CERITA Nelayan asal Jembrana Selamatkan 16 Korban KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali, 5 Meninggal
Lokasi bangkai ditemukan pada titik referensi 8, sekitar 3,9 kilometer dari lokasi awal kecelakaan kapal (LKK).
“Terlihat jelas nama dan warna kapal. Videonya telah kami serahkan ke Basarnas sebelum dirilis,” tambah Arman, dikutip dari Kompas.com.
Penyelidikan Menggunakan Metode Ilmiah
Ditpolairud Polda Jatim kini fokus pada penyelidikan penyebab tenggelamnya kapal, dengan pendekatan Scientific Crime Investigation (SCI).
Tim melakukan pemetaan bawah laut menggunakan Side Scan Sonar (SSS) dan Multibeam Echosounder (MBES) Norbit WBMS X, perangkat berukuran kecil dengan resolusi tinggi.
MBES dilengkapi dengan GNSS/INS terintegrasi dan sistem stabilisasi roll, pitch, dan yaw, memungkinkan pemindaian akurat meskipun dalam kondisi laut yang bergelombang.
Alat ini juga terintegrasi dengan Sound Velocity Profiler (SVP) untuk mengukur kecepatan suara di dalam air — elemen penting dalam survei bawah laut.
“Hasil pemindaian menunjukkan kapal berada di kedalaman antara 47 hingga 50 meter dari permukaan laut,” ungkap Arman.