TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Rombongan Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Bali dipimpin oleh Kabag Umum Sekwan DPRD Bali I Kadek Putra Suantara sambangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram.
Kedatangan rombongan Sekwan DPRD Bali ini diterima langsung oleh Kabid Sampah DLH Kota Mataram didampingi Kepala UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Salikin, pada Rabu 16 Juli 2025.
Kota Mataram sendiri telah mencoba berinovasi dengan mengolah sampah menjadi maggot dan batako.
Tercatat dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, sampah yang dihasilkan Kota Mataram sebanyak 260 ton per hari.
Baca juga: DEWAN Minta DLH Bangli Optimalkan Pengangkutan Sampah, Subagan: Jangan Ciptakan Lingkungan Kumuh
Dari 260 ton sampah, 40 ton diolah di TPST Sundabayu dan sisanya masih dibuat ke TPA.
Kabid Sampah DLH Kota Mataram Vidi Partisan mengatakan, dengan adanya TPST mampu mengurangi sampai dari 10 persen hingga 15 persen.
Menariknya, DLH Mataram juga sempat mengunjungi TPST di Kota Denpasar ternyata lebih panjang umur.
Kunci keberhasilannya karena TPST dikelola langsung oleh Pemkot, tidak diserahkan ke pihak ketiga seperti di Kota Denpasar
“Kenapa TPST banyak mangkrak karena yang merencanakan dinas tapi menjalankan pihak ketiga. Yang tahukan pemerintah,” kata Vidi.
Lebih lanjut dikatakan, TPST Sandubaya dibangun oleh Kementerian PUPR dan juga pinjaman bank dunia sebesar Rp 21 miliar.
Vidi yang didampingi Kepala TPST Sandubaya Kamarudin, mengatakan selain sebagai maggot sampah plastik diolah menjadi batako atau paving block. Hasil olahan sampah dijual ke masyarakat sekitar.
“Itu hasil pengolahan sampah. Kami terus berbenah berkembang pengolahan sampah,” terangnya
Meski, TPST telah mampu berfungsi dan mengolah sampah menjadi bahan yang berguna, tapi masih dibutuhkan dukungan masyarakat dan juga finansial.
Kemudian Kamarudin menambahkan, sampah yang datang seperti sisa makanan itu langsung diolah sehingga TPST tidak menimbulkan bau busuk.
Selain kompos, sampah sisa makan menjadi salah satu maggot yang dijual ke peternak di Mataram.
“Banyak yang beli peternak beli maggot,” ucapnya.
Disebutkan maggot yang dihasilkan dijual dengan dua jenis. Maggot basah dan kering.
Tentunya harganya juga berbeda, lebih murah yang basah dibandingkan maggot kering.
Sementara, bahan paving dari plastik, per hari mereka bisa mencetak 250-300 per hari.
Kumpulan Artikel Bali