Berita Badung

SATPOL PP Kerahkan 2 Eskavator, Bongkar di Pantai Bingin Capai 30 persen, Tuntas Akhir Agustus?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BONGKAR BANGUNAN - Alat berat saat membongkar bangunan pariwisata di Pantai Bingin pada Kamis (7/8).

TRIBUN-BALI.COM - Proses pembongkaran bangunan liar di kawasan Pantai Bingin, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung sampai saat ini masih berlangsung. Bahkan ada sejumlah tantangan yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam pelaksanaan pembongkaran.

Tercatat hingga Kamis (7/8) progres pembongkaran telah mencapai sekitar 30 dari total bangunan yang ditargetkan.

Kepala Satpol PP Kabupaten Badung, IGAK Suryanegara mengakui telah mengalami beberapa kendala dalam proses pembongkaran. Diakuinya, bahwa medan yang curam serta kondisi bangunan yang rapuh menjadi tantangan utama dalam proses pembongkaran. 

Baca juga: LOGISTIK Tersendat! Lalin Ketapang-Gilimanuk Belum Normal, Sejumlah Proyek di Badung Terancam Molor 

Baca juga: AMNESTI 11 Narapidana Lapas Singaraja Dari Presiden, Suwetrayasa Ucapkan Terima Kasih ke Prabowo

BONGKAR BANGUNAN - Alat berat saat membongkar bangunan pariwisata di Pantai Bingin pada Kamis (7/8) (ISTIMEWA)

"Medannya sangat curam, jadi kami harus ekstra hati-hati. Bangunan-bangunan ini sebagian besar hanya menempel pada tebing dengan sistem kuncian seadanya, sehingga sangat rawan roboh," ujarnya.

Untuk mempercepat proses, pihaknya telah menambah satu unit alat berat berupa ekskavator kecil. Dengan tambahan ini, total alat berat yang dikerahkan mencakup dua unit eskavator tipe 75 dan satu unit eskavator tipe 200 yang dilengkapi breaker. 

"Dua alat berat kecil dan besar yang kita turunkan untuk melakukan pembongkaran," ucapnya. 

Kendati demikian, saat ini juga sedang dilakukan pembuatan akses masuk bagi alat berat berukuran besar, namun pekerjaan tersebut tidak mudah karena kontur tanah yang terjal dan rawan longsor.

Suryanegara juga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam bekerja, terutama karena banyaknya pelinggih (bangunan suci) yang berada di sekitar lokasi. 

"Penanganan area suci menjadi perhatian utama kami. Kalau sampai pelinggih tertabrak, permasalahannya tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara niskala. Itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan upakara," tegasnya.

Meskipun demikian, kawasan Pantai Bingin tetap ramai dikunjungi wisatawan, terutama peselancar yang masih bisa mengakses pantai melalui jalur berbeda. Hal ini juga menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan pembongkaran agar tidak mengganggu aktivitas wisatawan.

"Target kami, seluruh bangunan liar di kawasan Pantai Bingin dapat dibongkar tuntas hingga akhir Agustus 2025," imbuhnya. (gus)



Berita Terkini