TRIBUN-BALI.COM - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kinerja penurunan pada transaksi melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di tengah meningkatnya tren transaksi digital.
Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting menyampaikan pihaknya mencatat penurunan volume transaksi ATM BNI per Juni 2025 sebesar 17 persen year-on-year (YoY).
Selain itu, total nilai transaksi melalui ATM BNI juga dicatat menurun 6% secara tahunan (YoY). Penurunan transaksi melalui ATM ini, kata Mesah, menjadi sinyal positif bahwa transformasi digital mulai berjalan sesuai arah strategi layanan perbankan di masa depan.
“Seiring meningkatnya adopsi transaksi digital melalui wondr by BNI yang tumbuh hingga 57%, kami melihat adanya penyesuaian pada pola transaksi nasabah. Hal ini berdampak pada penurunan volume transaksi dan nilai transaksi ATM BNI,” kata Mesah, Jumat (15/8).
Menurutnya, hingga saat ini terhitung BNI masih mengoperasikan lebih dari 13.000 unit ATM dan CRM yang tersebar di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Baca juga: INDEHOY di Kintamani Bangli, Penjaga Guest House di Batur Selatan Jadi Tersangka! Gini Perkaranya
Baca juga: GEGER Warga Lihat Api Membumbung Tinggi, 16 Vila Ulaman Eco Luxury Resort Tabanan Hangus Terbakar!
Mengenai prospek transaksi ATM ke depan, Mesah menyampaikan bahwa BNI bakal selalu senantiasa beradaptasi dengan perubahan perilaku nasabah. Seiring dengan masih tingginya peredaran uang tunai, maka optimalisasi jaringan ATM BNI dilakukan berbasis data.
“Sehingga mesin-mesin ditempatkan di lokasi yang memang masih memiliki kebutuhan transaksi tunai yang tinggi, baik tarik maupun setor tunai. Di sisi lain, fitur layanan di ATM juga terus ditingkatkan untuk mendukung transaksi yang lebih beragam,” jelasnya.
Tak hanya itu, Mesah bilang BNI juga mendukung program pemerintah melalui proyek sinergi pengelolaan ATM bersama Himbara yang dikelola oleh Jalin. Hingga saat ini, lebih dari 4.000 mesin ATM telah tergabung dalam jaringan pengelolaan bersama tersebut.
Sementara itu, SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi menjelaskan bahwa hingga akhir semester-I 2025, jumlah transaksi melalui mesin ATM BTN tumbuh lebih dari 6% dibandingkan tahun lalu (year-on-year/YoY), dengan total volume transaksi mencapai lebih dari Rp 31,3 triliun.
“Hingga semester-I 2025, layanan ATM BTN masih menjadi pilihan bagi banyak nasabah untuk bertransaksi. Di tengah pesatnya perkembangan transaksi digital, penggunaan kartu ATM justru menunjukkan tren positif,” kata Thomas, Jumat (15/8).
Thomas mengatakan capaian ini menegaskan layanan ATM mulai dari tarik tunai, transfer, hingga pembayaran, masih memegang peran penting dalam keseharian nasabah BTN. Pada tahun 2025, BTN mengoperasikan lebih dari 2.000 unit mesin ATM dan CRM yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Kata Thomas, penyebaran unit ATM ini menjadi bagian dari komitmen BTN untuk menghadirkan akses layanan perbankan yang merata bagi seluruh nasabah.
“Selain itu, jaringan tersebut juga terhubung dengan ATM Himbara yang jumlahnya mencapai lebih dari 46.000 unit di seluruh Indonesia. Integrasi ini memudahkan nasabah BTN untuk melakukan berbagai transaksi tanpa harus terpaku pada lokasi ATM BTN saja,” kata dia.
Menurutnya, seiring dengan peningkatan transaksi digital yang makin terbiasa digunakan oleh masyarakat, peran mesin ATM di masa depan akan terus beradaptasi.
Meskipun begitu, keberadaan ATM tetap memiliki fungsi yang penting terutama untuk melayani kebutuhan transaksi tunai di berbagai wilayah yang belum sepenuhnya tergantikan oleh layanan digital mobile