TRIBUN-BALI.COM - Ribuan masyarakat tampak berkumpul di Gedung Kesenian Bung Karno Kota Negara, Jembrana, Rabu (20/8) malam. Adalah untuk menyaksikan langsung Parade Jegog Mebarung yang diselenggarakan serangkaian HUT Kota Negara ke-130.
Dalam dua hari pelaksanannya, ada puluhan sekaa atau kelompok yang mementaskan tabuh kesenian khas Jembrana di jantung Kota Negara tersebut.
Dari pantaua Tribun Bali di lokasi, sebelum pelaksanaan parade tersebut, satu per satu jegog dari berbagai wilayah yang ada di Gumi Makepung datang ke venue. Sementara itu, masyarakat khususnya penikmat kesenian khas Jembrana itu silih berganti ke lokasi acara.
Setelah rampung dirakit, satu per satu Sekaa atau kelompok jegog kemudian memainkan gamelan yang terbuat dari bambu tersebut. Masing-masing Sekaa memiliki tabuh atau alunan gamelan yang dimainkan di venue.
Baca juga: RUSAK Plafon Ruang Kelas, Ruang Guru dan Status Lahan, SMA Satap Kondisinya Memprihatinkan
Baca juga: KISAH Damkar Klungkung Evakuasi Ular Berbisa, Dari Naik ke Plafon Sampai Hindari Semburan Kobra
"Kesenian khas Jembrana, salah satunya Jegog menjadi prioritas untuk tampil memeriahkan HUT Kota Negara tahun ini," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara saat dikonfirmasi.
Selama semarak HUT Kota Negara, kata dia, ada dua kali penampilan khusus yakni Parade Jegog Mebarung di kawasan Gedung Kesenian Bung Karno. Namun secara umum, setiap pelaksanaan perhelatan kegiatan juga ditampilan jegog.
"Penampilan jegog memang murni untuk melestarikan kesenian khas Jembrana yang masih ada di Jembrana. Selain itu juga memberikan ruang apreasiasi kepada para Sekaa," jelasnya.
Dia berharap, dengan tampilnya Sekaa Jegog yang ada saat ini semakin menumbuhkan semangat para Sekaa khususnya generasi muda untuk terus melestarikan kesenian khas Gumi Makepung ini.
"Astungkara sampai saat ini generasi penerus masih semangat. Tentunya kedepan kita bersama-sama harus tetap menjaga eksistensi daripada Jegog ini," harapnya. (mpa)