Reshuffle Kabinet
Dampak Reshuffle Menkeu dan Menkop Pada Pariwisata Bali
Prof Raka mengatakan, reshuffle Menteri Keuangan dan Koperasi dapat membawa dua arah dampak.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Presiden Prabowo Subianto me-reshuffle lima menteri Kabinet Merah Putih.
Dari kelima Menteri tersebut salah satunya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Serta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi diganti Fery Juliantono.
Lantas apakah dampak ekonomi yang akan terjadi khususnya pada Bali usai terjadinya reshuffle menteri?
Pengamat Ekonomi dari Bali yakni Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. memberikan tanggapannya.
Baca juga: Prabowo Reshuffle 5 Menteri, Sri Mulyani Diganti Purbaya Yudhi, Duo Menteri Budi Juga Dicopot
Ketika dikonfirmasi pada Selasa 9 September 2025, Prof Raka mengatakan, reshuffle Menteri Keuangan dan Koperasi dapat membawa dua arah dampak.
Di satu sisi, masuknya figur baru di Kementerian dapat memberikan harapan segar pada kebijakan fiskal agar lebih adaptif terhadap tantangan global seperti pelemahan rupiah, defisit transaksi berjalan, dan kebutuhan menjaga daya beli masyarakat.
“Menkeu baru diharapkan menyeimbangkan disiplin anggaran dengan stimulus pertumbuhan. Sementara itu, Menteri Koperasi yang baru diharapkan memperkuat UMKM yang menyumbang lebih dari 61 persen PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja (BPS, 2023). Namun, risiko transisi adalah ketidakpastian pasar dan masih perlunya konsistensi kebijakan agar tidak menimbulkan kegaduhan di sektor riil maupun finansial,” ungkap Prof. Raka.
Sementara untuk dampak bagi ekonomi Bali cukup signifikan.
Mengingat lebih dari 60 persen struktur ekonominya ditopang pariwisata dan UMKM, kebijakan fiskal serta dukungan Koperasi sangat menentukan.
Jika Menteri baru mampu memperluas akses permodalan, memperkuat insentif pajak, dan menjaga stabilitas fiskal, Bali akan lebih cepat pulih dari ketidakpastian global.
Data BPS Bali 2024 mencatat pertubuhan ekonomi 5,9 persen ditopang pariwisata dan konsumsi rumah tangga.
“Namun, ketergantungan pada sektor eksternal membuat Bali rentan. Kehadiran menteri koperasi yang progresif berpotensi mendorong penguatan koperasi digital dan rantai pasok lokal, sehingga UMKM Bali bisa lebih resilien atau memiliki daya tahan,” paparnya.
Ia pun berharap pada Kementerian baru dalam jangka pendek adalah menjaga stabilitas harga bahan pokok, memastikan kelancaran arus kredit UMKM, serta mempercepat realisasi belanja pemerintah agar roda ekonomi tidak terhambat.
Untuk jangka panjangnya, menteri diharapkan memperkuat fondasi fiskal berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada utang, serta membangun sistem koperasi modern berbasis digital dan berdaya saing global.
“Khusus untuk Bali, harapannya agar ada kebijakan afirmatif dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, memperluas akses pasar UMKM, serta memperkuat diversifikasi ekonomi agar tidak hanya bertumpu pada pariwisata, melainkan juga pada ekonomi kreatif, pertanian, dan energi hijau,” tutupnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.