GWK Bali

Akses Warga Ditembok Pengelola GWK, Budayawan: Ngalih Bati Ilang Sanggah Kemulan

Akses warga di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) ditembok oleh pihak GWK. Hal ini membuat ratusan warga, termasuk sekolah terisolasi.

|
Ida Bagus Putu Mahendra
Budayawan Kadek Wahyudita saat ditemui beberapa waktu lalu 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akses warga di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) ditembok oleh pihak GWK.

Hal ini membuat ratusan warga, termasuk sekolah terisolasi.

Pemerintah pun seperti kebakaran jenggot dan hanya bisa jadi seperti pemadam kebakaran.

Budayawan Bali, I Kadek Wahyudita pun menyoroti bahwa kejadian privatisasi oleh pengusaha kerap terjadi di Bali.

Dan menurutnya, kecemasan ini pun akan selalu muncul ketika Bali dijejali proyek dengan iming-iming menguntungkan Bali.

"Iming-iming dapat pekerjaan, kunjungan pariwisata dan lain-lain. Padahal setelah jadi, tidak begitu. Malah warga sekitar jadi korban seperti yang terjadi di GWK ini," kata Ketua Rumah Budaya Penggak Men Mersi ini, Selasa, 30 September 2025.

Dengan kejadian ini, Wahyudita pun takut Bali akan kehilangan hak-hak komunalnya.

Menurutnya, permasalahan di GWK sudah terjadi sejak lama, bahkan saat mulai dibangun.

Salah satunya polemik terkait dengan penempatan patung Dewa Wisnu di selatan, yang dalam sistem Dewata Nawa Sanga menempati arah utara.

Dan belakangan makin ramai setelah akses warga ditembok pihak pengelola GWK.

Baca juga: BONGKAR Pagar Tembok GWK? DPR RI Nyoman Parta Dukung Pemkab Badung, Cok Ace: Kembalikan ke Warga !

"Saya berada di pihak masyarakat. Apapun itu, tanah Bali, pada dasarnya tanah idup yang diaci (diupacarai), wewidangan Bhatara. Sehebat apapun hak kelola secara sekala atau nyata, hak niskala tetap melekat pada manusia Bali, tidak boleh melakukan hal itu," paparnya.

Ia pun menyinggung aura Bali makin menurun, dikarenakan sebagian tanah Bali sudah tidak diaci atau diempon orang Bali.

Wahyudita menyebut, Bali selalu bangga dengan iming-iming palsu.

"Proyek besar mana yang tidak memberikan iming-iming palsu? Pada akhirnya masyarakat hanya jadi penonton bahkan tersakiti," imbuhnya.

Baca juga: Kronologis Polemik Ratusan Warga Dikurung Pagar Tembok GWK Bali, Parta: Jalan Punya Pemkab Badung

Bali pun pada akhirnya hanya mendapat remah-remahan dan uang receh.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved