Banjir di Bali
Rumah Terdampak Banjir yang Berdiri di Sempadan Sungai Gugur Verifikasi di Denpasar Bali
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menjelaskan, bantuan kepada pedagang Pasar Badung sudah mulai disalurkan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Beberapa rumah terdampak banjir di Denpasar, Bali, sudah diverifikasi.
Namun ada beberapa yang gugur, salah satunya karena berdiri di sempadan sungai.
Saat ini, Pemkot Denpasar terus mempercepat proses verifikasi bantuan pasca bencana banjir bandang yang melanda 10 September lalu.
Prioritas utamanya adalah memastikan data penerima bantuan valid, agar penyaluran bisa segera terealisasi dan tepat sasaran.
Baca juga: BANJIR Landa Kota Denpasar 10 September 2025, DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Ikut Bantu
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menjelaskan, bantuan kepada pedagang Pasar Badung sudah mulai disalurkan.
Sementara untuk pedagang di luar kawasan pasar, masyarakat umum, hingga rumah tangga terdampak, proses verifikasi masih berjalan.
Untuk mempercepat kinerja, struktur tim verifikasi yang semula hanya empat kelompok kini diubah menjadi berbasis desa.
Dengan demikian, setiap desa memiliki tim khusus yang bertugas memvalidasi data di lapangan.
Jaya Negara menambahkan, data rumah terdampak yang sudah diterima sebanyak 1.635 unit.
Dari jumlah itu, sebanyak 200 sudah diverifikasi, dan 54 lolos verifikasi.
"Dari jumlah itu, pusat baru bisa membantu 42 unit. Ada yang gugur karena melanggar aturan, misalnya rumah berdiri di sempadan sungai," jelasnya, Kamis 25 September 2025.
Selain rumah, Pemkot juga menekankan bantuan kepada pelaku UMKM serta peternak yang kehilangan ternak akibat hanyut terbawa arus.
Menurutnya, aspek ini penting karena berkaitan langsung dengan penguatan ekonomi masyarakat pasca bencana.
"Kalau ada sapi atau babi hanyut, itu juga perlu dibantu. Tapi tentu semua harus melalui verifikasi yang ketat," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan potensi risiko lanjutan.
Apalagi dari prakiraan cuaca BMKG, curah hujan ekstrem diperkirakan masih akan terjadi hingga Februari 2026.
Karena itu, langkah antisipatif juga ditekankan, terutama bagi pedagang Pasar Kumbasari.
"Kami harus pastikan, apakah berani membuka dagang lagi di sana. Jangan sampai muncul risiko kedua. Ini harus benar-benar dikaji," tegasnya.
Dengan strategi pembentukan tim verifikasi per desa, Pemkot optimistis proses verifikasi bisa selesai lebih cepat. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.