Banjir di Bali
Antisipasi Banjir, Kemendikbudristek Gelontorkan Dana Dorong Partisipasi Masyarakat Kelola Sampah
Desa Bengkel memiliki potensi besar dalam pengelolaan sampah, namun menghadapi tantangan signifikan dalam pemilahan dan pengolahan limbah.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelontorkan dana hibah untuk penanganan persoalan sampah di Bali yang menjadi isu hangat pasca bencana banjir menerjang pulau pariwisata ini.
Dana hibah tersebut diperoleh Politeknik Internasional Bali (PIB) yang ditujukan untuk pemberdayaan Kader Bank Sampah sebagai untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Pemilahan Sampah di Desa Bengkel, Tabanan, yang menjadi tempat percontohan.
"Inisiatif ini mengintegrasikan edukasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan inovasi digital," kata Ketua Tim Pemberdayaan Nelsye Lumanauw, S.E., M.Par di Denpasar, pada Senin 22 September 2025.
Nelsye tak sendiri, ia dibantu dua rekan akademisi I Gede Dody Okta Biantara, S.Kom., M.Kom., serta Ganang Aditiyo Prakoso, ST.Par., M.Par., CHE dengan pengalaman dan keahlian masing-masing.
Baca juga: SAMPAH Capai 60 Ton Per Hari? Kementerian PU Bersihkan Sampah & Sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua
"Tim bertujuan meningkatkan kapasitas kader Bank Sampah sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan," tutur dia.
Menurutnya, Desa Bengkel memiliki potensi besar dalam pengelolaan sampah, namun menghadapi tantangan signifikan dalam pemilahan dan pengolahan limbah.
Data Dinas Lingkungan Hidup Tabanan menunjukkan volume sampah mencapai 1,5 ton per hari, namun partisipasi masyarakat dalam program Bank Sampah baru sekitar 30 persen.
"Minimnya pemahaman mengenai teknik pemilahan yang tepat, keterbatasan sarana dan prasarana, serta pencatatan manual transaksi oleh kader menjadi kendala utama," ujar dia.
Program ini memiliki beberapa tujuan utama yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah dan meningkatkan kapasitas kader Bank Sampah melalui pelatihan komunikasi, media sosial, dan manajemen keuangan.
"Selain itu memperkenalkan teknologi digital, seperti Mobile Point of Sale (mPOS), untuk pencatatan transaksi yang lebih akurat dan memberikan dukungan fasilitas operasional 2 buah teba modern yang akan diletakkan di kantor Desa Bengkel sebagai percontohan tentang pengelolaan sampah organik," jelasnya.
Program tersebut dilaksanakan selama periode Juli hingga Desember 2025, melalui tahapan yang terstruktur dan berkesinambungan.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, di mana kader Bank Sampah dan masyarakat diberikan pemahaman awal mengenai pentingnya pemilahan sampah serta peran kader sebagai agen perubahan.
Selanjutnya, kader mengikuti pelatihan public speaking untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan informasi secara jelas, menarik, dan persuasif.
Tahap berikutnya adalah pelatihan pemanfaatan media sosial, yang mengajarkan kader membuat konten edukatif, poster, dan info grafis agar pesan mengenai pengelolaan sampah dapat menjangkau audiens lebih luas.
Kemudian, dilaksanakan pelatihan manajemen keuangan dasar untuk membekali kader dengan kemampuan merencanakan anggaran, mencatat transaksi, dan mengelola keuangan program secara efisien.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.