Makan Bergizi Gratis

Mendagri Tito Sebut Program Makan Bergizi Gratis Dorong Rantai Pasok Lokal

Dari total lahan tersebut, BGN akan membangun 542 SPPG, sedangkan 264 sisanya akan dibangun oleh Kementerian PU.

Penulis: Kambali | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
Mendagri Tito Karnavian memberikan sambutan dalam acara menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tentang Penetapan Daftar Lokasi Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah di Kantor BGN, Jakarta pada Kamis, 18 September 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menjadi pendorong ekonomi di daerah. 

Hal ini didukung oleh ketersediaan 806 titik lahan yang siap digunakan untuk pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pusat operasional penyaluran makanan.

“Ada 806 titik lahan yang tanahnya layak untuk pembangunan SPPG. Lahannya sudah siap dan pemerintah daerah juga sangat antusias,” ujar Tito di Kantor BGN, Kamis, 18 September 2025.

Dari total lahan tersebut, BGN akan membangun 542 SPPG, sedangkan 264 sisanya akan dibangun oleh Kementerian PU.

Baca juga: ANCAMAN Nyata Saingan Wisata Bali, Meski Tetap Utama, Daya Tarik Destinasi Alternatif Mulai Tumbuh

Baca juga: 2 KUCIT Milik Made Dana Mati Terbakar di Sawan Buleleng, Sutama Kontak Pemadam Agar Tidak Meluas!

 

Mendagri Tito Karnavian memberikan sambutan dalam acara menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tentang Penetapan Daftar Lokasi Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah di Kantor BGN, Jakarta pada Kamis, 18 September 2025.
Mendagri Tito Karnavian memberikan sambutan dalam acara menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tentang Penetapan Daftar Lokasi Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah di Kantor BGN, Jakarta pada Kamis, 18 September 2025. (ISTIMEWA)


Tito yakin keberadaan SPPG ini, akan menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan rantai pasok lokal, mendorong perputaran uang yang signifikan dan menumbuhkan ekonomi daerah.

Sementara peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andy Ahmad Zaelany menambahkan, lahan-lahan yang disediakan ini berpotensi menjadi titik awal untuk membentuk sentra ekonomi baru bagi para petani. 

Potensi ini dapat terwujud jika akses bagi masyarakat, khususnya petani, dibuka seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam program.

Menurut Andy, keberhasilan ini sangat bergantung pada penataan kelembagaan oleh pemerintah daerah. 
Ia mencontohkan model di Korea Selatan, di mana dinas pertanian memiliki peran penting dalam memastikan kualitas produksi komoditas pangan, mengatur proses pembelian dari petani, dan mendistribusikan hasil panen ke sekolah-sekolah.

Untuk memastikan MBG memberikan dampak ekonomi yang nyata, ada dua hal yang harus dipastikan bagi petani. 

Pertama, kepastian ketersediaan lahan garapan dan jenis komoditas yang harus ditanam. 
Kedua, sistem pembelian dan alur distribusi harus melibatkan usaha yang dikelola oleh masyarakat.

Dengan cara ini, Andy optimistis uang yang berputar dalam program MBG akan dinikmati langsung oleh warga di daerah, menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved