Kasus Pembunuhan

Firasat Ibu Alvaro Sebelum Anaknya Hilang, Jasad Ditemukan Terbungkus Plastik Diikat di Pohon

Delapan bulan pencarian tak kenal lelah akhirnya berujung nestapa bagi keluarga kecil Alvaro Kiano Nugroho.

|
Istimewa
BOCAH HILANG - Alvaro Kiano Nugroho (6) hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Bocah tersebut hilang sejak Maret 2025. Delapan bulan pencarian berakhir duka: Alvaro ditemukan tewas, diduga jadi korban ayah tirinya. 

TRIBUN-BALI.COM - Delapan bulan pencarian tak kenal lelah akhirnya berujung nestapa bagi keluarga kecil Alvaro Kiano Nugroho.

Bocah 6 tahun yang hilang sejak 6 Maret 2025 itu ditemukan tak bernyawa di Kali Cilalay, Bogor.

“Selama berbulan-bulan kami bangun tidur dengan harapan Alvaro pulang. Ternyata dia sudah tidak ada,” ujar Sayem, nenek Alvaro (24/11/2025).

Baca juga: TEWAS Tenggelam di DAM Subak Tegan Mengwi Badung, Bocah 12 Tahun Diduga Tak Bisa Berenang!

Tidak Curiga

Keluarga tak pernah sedikit pun mencurigai Alex, ayah tiri Alvaro. Selama ini Alex terlihat begitu dekat dengan cucunya.

Ia membelikan mainan, menjemput, bahkan ikut dalam pencarian ketika Alvaro hilang.

Alex ikut mengantar keluarga ke Karawang, Bogor, dan berbagai titik lain. Perilaku itu, kata Sayem, membuat mereka merasa aman.

Namun, keyakinan keluarga runtuh ketika polisi menemukan bukti-bukti yang justru mengarah kepada Alex.

Rekaman suara masjid, kesaksian saksi, hingga hasil penyelidikan awal membuat seluruh keluarga limbung.

“Kami percaya sama dia… ternyata justru dia yang terakhir bersama Alvaro,” kata Sayem.

Jasad Bocah 6 Tahun Itu Ditemukan Terbungkus Plastik dan Diikat ke Pohon

Jasad Alvaro ditemukan terbungkus plastik, terikat di sebuah pohon dekat rumah adik Alex—seolah sengaja disembunyikan agar tidak ditemukan.

“Warga bilang dari pohon itu lama-lama bau. Dikira bangkai anjing. Ternyata cucu saya…” ucap Sayem lirih.

Ada kabar dari warga bahwa plastik pembungkus jasad sempat diganti, diduga atas suruhan Alex setelah sidik jarinya terdeteksi.

“Supaya tidak hanyut, katanya jasad Alvaro diikat,” tambahnya.

Ayah Tiri yang Diduga Pelaku Meninggal Usai Ditangkap Polisi

Alex ditangkap pada 19 November 2025. Dua hari kemudian, keluarga mendapat kabar ia telah meninggal dunia di dalam sel Polres Metro Jakarta Selatan, diduga karena bunuh diri.

Namun keluarga menyebut mereka sama sekali belum mendapatkan penjelasan rinci.

“Hanya dikasih foto kuburannya. Kami tidak lihat jenazahnya langsung. Kakeknya masih ragu itu benar Alex atau bukan,” ungkap Sayem.

Keluarga kini berharap Polda dan Polres membuka seluruh proses secara transparan, termasuk autopsi dan detail kronologi kematian Alex.

Motif yang Diduga: Pemaksaan untuk Rujuk

Sayem menduga motif penculikan dan pembunuhan Alvaro bisa jadi berasal dari konflik rumah tangga.

Menurut keluarga, hubungan Arumi—ibu kandung Alvaro—dengan Alex sudah lama memburuk.

“Mungkin dia (Alex) mau anak saya pulang lagi. Tapi anak saya sudah tidak mau sama dia,” ujar Sayem.

Arumi, sebelum hilangnya Alvaro, sempat bercerita bahwa ia mendapat firasat buruk melalui mimpi. Ia bermimpi rumahnya banjir, dan hanya Alvaro yang terseret.

“Mungkin itu pertanda… tapi waktu itu kami belum percaya,” kata Sayem.

Dua Hari Sebelum Hilang, Alex Masih Membelikan Mainan

Kakek Alvaro, Tugimin, menggambarkan Alex sebagai sosok yang terlihat sangat baik, hingga tak pernah terlintas di benaknya dugaan gelap.

“Dua hari sebelum hilang, dia datang dan ajak Alvaro beli mainan. Makanya cucu saya ikut. Dia cuma mau ikut sama yang dia percaya,” ucap Tugimin.

Penemuan Jasad Setelah 8 Bulan Pencarian

Setelah delapan bulan menahan cemas, keluarga akhirnya menerima kabar terburuk pada Minggu (24/11/2025). Jasad yang diduga Alvaro ditemukan di bawah Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Tenjo, Bogor.

Polisi kini menunggu hasil tes DNA dan pemeriksaan laboratorium forensik untuk memastikan identitas jasad secara menyeluruh.

“Kita butuh kepastian DNA dulu,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

Meski Alex telah meninggal, keluarga berharap penyelidikan tidak berhenti.

“Kalau dia (Alex) pelaku, saya mau dia dihukum. Tapi kalau dia sudah meninggal, polisi harus ungkap apakah dia benar pelaku tunggal atau masih ada yang lain,” tegas Sayem.

Sementara itu, ibu kandung Alvaro terbang dari Medan untuk mengurus autopsi dan memastikan proses identifikasi berjalan transparan.

Keluarga hanya ingin satu hal: kebenaran sepenuhnya—agar Alvaro mendapatkan keadilan yang layak bagi seorang anak yang tak pernah meminta tragedi ini. (*)

 

 

Sumber: Tribunnews

Berita lainnya di Kasus Pembunuhan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved