Ubah "Poop" Binatang Jadi Cinderamata Menarik
eorang perempuan mengenakan kaus berwarna hijau muda terlihat antusia menyaring air berserat putih kental
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Iman Suryanto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang perempuan mengenakan kaus berwarna hijau muda terlihat antusia menyaring air berserat putih kental di Ruang Poo Paper Bali Safari and Marine Park, Bali, Sabtu (25/10). Ia merupakan karyawan yang tengah melakukan proses pembuatan "Poo Paper".
Dalam istilah bahasanya, Poo dari bahasa Inggris yang berarti kotoran dan paper yang artinya kertas. Jika di satukan, kedua kata tersebut adalah Kotoran Kertas. Iya. Kotoran dan Kertas, merupakan dua kata yang tidak pernah terbayangkan oleh kita, akan menjadi satu benda yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Di Bali Safari and Marine Park inilah, proses Poo Paper tersebut dibuat.
Marketing Communication Bali Safari and Marine Park, Yevi Ramadhan saat di temui Tribun Bali mengatakan proses pembuatan Poo Paper itu sendiri sangatlah unik dan menarik. Dimana untuk bahan bakunya diambil dari (maaf) kotoran hewan, yang sebelum dilakukan proses telah menjalani proses uji coba. Sehingga menghasilkan kertas dengan kualitas yang paling baik.
Kotoran itu sendiri, berasal dari dari satwa yang ada di Bali Safari diantaranya Zebra, Gajah, Jerapah dan mamalia lainnya. Gajah merupakan hewan yang dapat menghasilkan bahan dengan kualitas yang paling baik berdasarkan tekstur serta kondisi bahan.
Saat Tribun Bali berkunjung dan melihat dari dekat proses pembuatan Poo Paper tersebut, terlihat sebuah ruangan khusus ini, terlihat jejeran papan cetakan kertas beralas kanvas putih. Sejurus kemudian kertas tersebut siap ditarik dari kanvas papan dan menjadi kertas siap pakai.
"Ini kertas dari hasil olahan kotoran gajah yang ada di Bali Safari," tegas Yevi Ramadhan sambil menunjuk ke arah tumpukkan kertas.
Yevi mengatakan, aktivitas tersebut sengaja dilakukan guna mengurangi penebangan pohon sebagai bahan dasar kertas. Mengingat Gajah memakan rumput yang memiliki serat yang bagus untuk bahan kertas. "Gajah kan makannya rumput, jadi hasil kotorannya berupa serat rumput itu diproses lagi. Sehingga menghasilkan kertas," ujar Yevi.
Proses pembuatan kertas dari kotoran gajah ini sangatlah panjang. Mulai dari pencucian kotoran gajah, penjemuran serat-serat hasil cucian, pencampuran, pengadukan, pewarnaan hingga pencetakan dan penjemuran kembali.
Namun, setelah menjadi kertas tidak menyisakan bau kotoran sedikit pun. Saat masih menempel di papan cetak, ada teknik khusus untuk menarik kertas-kertas tersebut. Para pengunjung Bali Safari & Marine Park dapat mencoba melakukan teknik khusus mencetak tersebut di dampingi karyawan yang ada disana.
Kertas organik hasil poo paper factory Bali Safari ini digunakan sebagai hadiah ataupun cinderamata unik. Kertas organik ini di jual di toko cinderamata yang ada di Bali Safari & Marine Park. Sebagian keuntungannya dimanfaatkan untuk kegiatan konservasi satwa di Indonesia.
Yevi juga menambahkan, Poo Paper Factory ini merupakan satu program dari Bali Safari & Marine Park dalam melaksanakan program Green Safari dengan menitikberatkan pada pengembangan segala sesuatu yang didasarkan pada kelestarian lingkungan.
Dengan mengangkat tema hijau serta lingkungan yang sehat seperti air bersih, program daur ulang, menanam pohon, memberi makan gajah dan hewan presentasi pendidikan sepanjang hari. Termasuk didirikannya tempat pengolahan limbah kotoran hewan pertama di Indonesia Safari Poo Paper, yang yang berada tepat didalam di area taman rekreasi dan konservasi ini.
Lebih lanjut Yevi menambahkan, Bali Safari berdedikasi untuk melindungi dan melestarikan Bali Mynah, burung yang indah dan langka hanya ditemukan di pulau Bali.(Zaenal Nur Arifin)