Minat Baca Rendah, Perpustakaan Daerah Klungkung ‘Mati Suri’

Tidak ada seorang pun pengunjung yang datang menghabiskan waktunya untuk sekadar membaca atau meminjam buku.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Perpustakaan Daerah Kabupaten Klungkung tampak lenggang pada Selasa (24/11/2015) 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sebelas rak buku, meja serta kursi berjejer rapi di Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa (24/11/2015).

Meskipun dilengkapi dengan ribuan koleksi buku, namun di ruang Perpustakaan Daerah (Perpusda) Klungkung siang itu lengang.

(2016, Perpustakaan Daerah Klungkung Free Wifi)

Tidak ada seorang pun pengunjung yang datang menghabiskan waktunya untuk sekadar membaca atau meminjam buku.

“Saat ini sepi pengunjung, karena siswa-siswi di Klungkung sedang masa ujian,” ujar seorang petugas Perpusda Klungkung, kemarin.

Sepinya kunjungan itu diakui Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Klungkung, I Putu Sadia.

Diungkapkan minat dan kesadaran masyarakat Klungkung untuk membaca buku di perpustakaan masih rendah.

Berdasarkan data dari Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Klungkung, hingga Juni 2015 lalu, kunjungan di Perpusda hanya 3.607 orang dari populasi pengunjung yang seharusnya dilayani 169.380 orang.

Angka ini justru menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Data tahun 2014, jumlah pengunjung di Perpusda sebanyak 5.280 orang dari populasi yang seharusnya dilayani sebanyak 182.089 orang.

“Kami belum tahu apa penyebab kunjungan ke perpustakaan sepi. Apakah minat baca masyarakat Klungkung masih rendah, atau bisa karena kami sebagai penyelanggara belum maksimal menumbuhkan minat baca. Kami tidak tahu karena belum ada survei,” jelas Sadia.

Koleksi buku di Perpusda Klungkung tergolong terbatas.

Hingga sekarang perpustakaan tersebut menyediakan 6.657 judul buku dengan total buku sebanyak 13.692 eksemplar buku.

“Koleksi buku sudah kami investariskan ke 199 perpustakaan yang ada di  Kabupaten Klungkung. Terdiri dari perpustakaan sekolah SD hingga SMA, perpustakaan di kelurahan dan perpustakaan di Klungkung,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak kendala yang ia hadapi menumbuhkan minat baca di Klungkung.

Antara lain, masalah SDM pengelola perpustakaan yang masih kurang.

Hampir seluruh perpustakaan di Klungkung belum dikelola secara profesional. Selain itu, anggaran pengadaan buku relatif kecil.

Pada tahun 2015 lalu, anggaran pengadaan buku bacaan di Perpusda Kabupaten Klungkung hanya Rp 10 juta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved