DPO Pemukulan Bule Ukraina Hingga Dikabarkan Buta Serahkan Diri, Made Subawa Ngaku Takut Resmob!
Step dan orangtuanya diduga naik ke gunung atau sembunyi di Hutan Munduk
Penulis: I Gusti Agung Bagus Angga Putra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tim Resmob Polresta Denpasar, Jumat (13/1/2017) sore mengakhiri perburuan terhadap pelaku pengeroyokan warga negara (WN) Ukraina, Sarkisian Argam (31), di La Favela, Minggu (8/1/2017) dini hari lalu.
Perburuan berakhir setelah Made Subawa alias Step menyerahkan diri ke Mapolda Bali dengan syarat harus bertemu Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan karena tak ingin ditindak tegas Tim Resmob Polresta Denpasar.
Step menyusul tiga rekannya yang terlebih dahulu ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Denpasar.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan seizin Kapolresta Denpasar,mengonfirmasi penyerahan diri Step ke Mapolda Bali.
Menurut perwira asal Sumatera Utara itu, pihaknya intens berkomunikasi dengan orangtua Step agar anaknya bersedia menyerahkan diri.
Step, kata Reinhard, menyanggupi hal tersebut dengan syarat harus bertemu langsung dengan dirinya di Mapolda Bali.
"Yang bersangkutan mau kooperatif namun harus ketemu saya langsung. Dia minta jangan sampai dilaksanakan tindakan tegas oleh Tim Resmob dan kebetulan saya lagi di Mapolda. Jadi kita amankan di Mapolda," jelas Reinhard, sore kemarin.
Polisi sempat menyambangi kediaman Step di Desa Munduk, Buleleng.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, Step dan orangtuanya diduga naik ke gunung atau sembunyi di Hutan Munduk.
“Anggota kami juga mencari tersangka di kosnya di Kerobokan, Kuta Utara. Di tempat itu hanya ada istri dan anaknya yang menangis. Pencarian dilanjutkan di kampungnya di Desa Munduk, Buleleng,” katanya.
Sebelumnya, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo telah mengatakan akan mengejar kemanapun Step melarikan diri.
Hadi sempat mengutarakan harapannya agar Step segera menyerahkan diri karena kepolisian telah mengantongi identitas dan keberadaannya.
Terkait perkembangan penyidikan terhadap tiga tersangka yang telah terlebih dahulu diamankan.
Reinhard menjelaskan, pihaknya masih mengumpulkan alat bukti untuk melengkapi berkas acara pemeriksaan.
“Hasil visum korban belum keluar dari dokter. Tapi ada dugaan luka yang dialami korban bersifat permanen atau meyebabkan kebutaan,” ucapnya.
Terkait pemeriksaan terhadap manajemen La Favela, menurut Reinhard, pihaknya telah memasang garis polisi di lantai dua.
Pemeriksaan, menurutnya pasti dilakukan sebab hasilnya akan dijadikan acuan oleh Pemerintah Daerah dalam mengambil tindakan.
“Senin mendatang, pihak Pemda akan datang ke TKP serta memanggil pengelola terkait proses administrasi yang mungkin dilanggar pihak kafe,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga security di La Favela, masing-masing I Putu Gede Septian Heriwardana (23) I Putu Eka Nurardiawan (28) dan AA Ketut Agung Artawan (29) ditangkap karena diduga mengeroyok wisatawan asal Ukraina, Sarkisian Argam (31), hingga mata kanan korban mengalami cacat permanen.
Penangkapan tiga pelaku ini dilakukan setelah petugas gabungan melakukan pendalaman informasi di media sosial terkait kasus pengeroyokan dengan korban bule Ukraina di Kafe La Favela, Minggu (8/1/2017) dinihari sekitar pukul 02.00 wita.
Setelah mengenali identitas pelaku, tim gabungan lalu melakukan penangkapan tiga petugas security kafe Kamis dinihari sekitar pukul 03.00 wita.
Mereka ditangkap di tiga lokasi berbeda-beda.(*)