Penemuan Mayat Wanita di Sidakarya
Terenyuh, Ini Firasat Sang Adik Saat Janda Dibunuh dan Dibuang Tanpa Celana di Kali Sidakarya!
Sang adik tampak tegar saat mengunjungi Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah
Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus penemuan mayat perempuan di kali Jalan Kertadalem, Denpasar Selatan, Bali hingga diketahui menjadi korban pembunuhan membuat geger warga Denpasar.
Terungkap, mayat Jematun (46) yang ditemukan terbungkus karung itu dihabisi tersangka Arif Santoso (37) hanya karena ketertarikan pada handphone milik korban.
Melalui penyelidikan mendalam, akhirnya terkuak pembunuhan tersebut.
Dibalik kasus pembunuhan keji itu, adik kandung Jematun, Siswoyo (34) mengaku telah memiliki firasat buruk yang akan menimpa sang kakak.
Siswoyo mengatakan malam sebelum kejadian nahas yang menimpa Jematun.
Ia sempat tidak bisa tidur dan teringat kakaknya yang merantau di Bali.
“Ada firasat yang enggak enak, tidak bisa tidur pas malam sebelum kejadian,” ungkapnya.
Ia mengaku sudah ikhlas dengan kepergian kakaknya yang ditemukan tewas terbungkus karung berwarna putih di Tukad Penggawa, Jalan Kerta Dalem, Sidakarya, Denpasar (21/1/2017).
Ia tampak tegar saat mengunjungi Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk mengurus kepulangan Jematun.
“Kalau saya sudah ikhlas dengan kematian mbak, tapi untuk proses hukum tetap berjalan,” tuturnya di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (22/1/2017)
Kepada Tribun Bali, Siswoyo menceritakan sosok Jematun semasa hidup.
Sejak usia 20 tahun, Jematun sudah memutuskan untuk pergi merantau ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Bali.
Alasannya merantau cukup mulia, untuk mencari nafkah serta memperbaiki taraf hidupnya sepeninggal orang tua kandungnya.
Jenazah janda beranak satu ini akan segera dipulangkan ke kampung halamannya.
Seperti diketahui mayat janda ini diisi dalam karung plastik putih bertuliskan “Panji Utama” di sisi sungai Kerta Dalem, Sidakarya, Denpasar.