Calon Atlet Taekwondo Itu Telah Berpulang, Jangan Ada Korban Lagi setelah Rendi

Sukmawati berusaha mengikhlaskan kepergian putra sulungnya yang jago beladiri taekowondo itu.

Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Dewa Made Satya Parama
Puluhan orang antarkan Rendi Rizaldi ke tempat peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Muslim Kampung Jawa Maruti, Denpasar, Bali, Jumat (14/4/2017). 

TRIBUN-BALI.COM - Prosesi pemakaman Rendi Rizaldi (13) berlangsung penuh duka.

Bertempat di Pemakaman Muslim Kampung Jawa Maruti, Denpasar, Bali kemarin puluhan orang mengantarkan Rendi ke peristirahatan terakhirnya.

Mereka adalah keluarga, kerabat, para tetangga dan teman-teman Rendi.

Ibu Rendi, Komang Sukmawati, terlihat lebih tegar dibandingkan kemarin sat baru mendengar anaknya tewas gara-gara tersetrum fasilitas keran air siap minum di Lapangan Puputan Badung, Denpasar.

Meskipun tertatih-tatih berjalan ditemani rekan dan keluarganya, Sukmawati berusaha mengikhlaskan kepergian putra sulungnya yang jago beladiri taekowondo itu.

Zaenal Arif (ayah Rendi) juga tampak tegar mengiringi putranya yang juga pelajar SMP 2 Denpasar ini ke liang lahatnya.

Salah-seorang pengantar jenazah yang mewakili orang tua Rendi, Kornelis Ratu menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Rendi.

“Pihak keluarga telah mengikhlaskan kematian Rendi. Tentu orangtuanya sangat shock dengan kejadian itu. Ibunya kemarin berulang kali jatuh pingsan dan tiada henti menangisi putranya. Tapi, apapun kan harus diterima kenyataan ini,” jelas Kornelis sebelum prosesi pemakaman dimulai.

Meskipun diterpa kesedihan mendalam, pihak keluarga menganggap kematian Rendi sebagai sebuah musibah.

Oleh karena itu, pihak keluarga tidak akan menuntut siapapun dan apapun dari peristiwa yang membuat nyawa Rendi melayang.

“Tidak ada tuntutan apa pun, tapi kami berharap dari Pak Wali (Wali Kota Denpasar) ada perhatian. Melalui para pejabat terkait kami sudah membahas untuk hal-hal yang lebih baik. Untuk santunan pada keluarga korban, kami  menyerahkan hal tersebut pada pejabat berwenang,” tuturnya.

Namun pihak keluarga meminta kepada pemerintah kota Denpasar untuk menjadikan kasus kematian Rendi sebagai pelajaran yang serius.

Tujuannya agar tidak terjadi peristiwa yang sama seperti yang dialami oleh Rendi.

Apalagi kejadian itu berkaitan dengan fasilitas umum yang digunakan oleh banyak orang.

Kornelis Ratu mengatakan, sehari-hari ayah Rendi, yakni Zaenal, bekerja sebagai penjahit.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved