Gunung Agung Terkini

Gede Suantika Khawatir Akan Banyaknya Gempa Gunung Agung, Jeda 54 Tahun Sebelum Kembali 'Awas'

Material yang dimuntahkan gunung setinggi 3.014 meter di atas permukaan laut itu berupa abu, pasir, dan batu apung.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Rizal Fanany
Gunung Agung terlihat tertutup awan tebal dari Pura Lempuyang,Karangasem, Bali, Selasa (26/9/2017). Hingga kini status Gunung Agung masih Awas atau Level lV. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, ini bukanlah yang pertama.

Sebelumnya, telah ada empat erupsi yang terjadi di gunung dengan nama lain Piek Van Bali itu.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, erupsi Gunung Agung dimulai pada tahun 1808.

Aktivitasnya berupa lontaran abu dan batu apung dalam jumlah yang luar biasa.

Tak sampai dua windu, aktivitas Gunung Agung kembali meningkat.

Erupsi tercatat pada tahun 1821.

Sayangnya, tak banyak catatan terkait erupsi.

Badan Geologi hanya mencatat terjadi erupsi normal.

22 tahun pun berselang, Gunung agung kembali aktif.

Pada 1843, erupsi Gunung Agung diawali dengan gempa bumi.

Material yang dimuntahkan gunung setinggi 3.014 meter di atas permukaan laut itu berupa abu, pasir, dan batu apung.

Semenjak itu, tak ada akvititas Gunung Agung yang membahayakan penduduk.

Pada 1908, 1915, dan 1917, hanya terjadi fumarola (gas dan uap yang membumbung disertai suara) di berbagai tempat di dasar kawah dan pematang Gunung Agung.

Erupsi baru kembali terjadi pada 1963.

Dengan demikian, terdapat jeda waktu 120 tahun dari erupsi sebelumnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved