Doktor Azhari, Otak Bom Bali Yang ‘Sulit Dikenali’, Jejaknya Berhenti di Perumahan Flamboyan
Hingga akhirnya diketahui di dalam rumah itu bersembunyi Dr Azhari dan dua orang rekannya, Cholily dan Arman.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Arif Wachjunadi membeberkan cerita tersembunyi para bomber Bom Bali 1.
Melalui buku bertajuk "Misi Walet Hitam, Menguak Misteri Dr Azhari", Komjen Pol Arif Wachjunadi menuliskan sejumlah temuan sebanyak 342 halaman.
Berikut temuan Komjen Pol Arif Wachjunadi.
Baca: Musik Rock Barat di Jalan Menjangan Denpasar Samarkan Perakitan 1,2 Ton Bahan Untuk Bom Bali 1
Doktor Azhari merupakan tokoh penting dan diduga otak dari serangkaian serangan bom di Indonesia dalam kurun waktu 2002 hingga 2005.
Pria asal Malaysia itu diketahui pernah ikut dalam Kamp Militer Afghanistan dan menjadi murid Mukhlas.
Ia dikenal pandai dalam merakit bom bahkan dalam skala besar.
Bahkan, di dalam buku yang ditulis oleh Komjen Pol Arif Wachyunadi, Azhari diceritakan pernah merakit serangkaian bom dengan total berat 2 ton.
"Dia memang sangat mahir sekali merakit bom. Azhari juga pernah ikut dalam serangkaian aksi di Kandahar, Afghanistan," ujar Arif kepada Tribunnews di Jakarta belum lama ini.
Arif menceritakan, Azhari juga dikenal sangat pandai dalam hal penyamaran.
Bukan hanya fisik, tetapi juga sikap dan perilakunya.
Dari seorang narasumber yang ditemui dan diwawancarai oleh Arif, diketahui Azhari pernah mengelabui dua orang dosennya dalam satu bus yang sama.
"Padahal dalam satu bus yang sama. Tapi dua orang dosennya, sama sekali tidak mengenal Azhari," bebernya.
Kelihaian dia dalam menyamar, menyulitkan tim investigasi Polri.
Begitu juga pada April 2003, kepolisian telah berhasil menangkap Azhari yang saat itu bersama Zulkarnaen.