Sejarah Budaya Tionghoa di Bali, Hingga Munculnya Barong Landung
Bali merupakan daerah dengan seribu keragaman budaya, salah satunya akulturasi budaya Cina yang merupakan sejarah dari Barong Landung.
Dengan kesaktian Dewi Danu akirnya Kang Ching Wei kalah, tak tega melihat istri pertamanya kesakitan, akhirnya Sri Jaya Pangus melindunginya.
Melihat hal tersebut memuncaklah kemarahan Dewi Danu lalu mengutuk mereka berdua menjadi patung.
Menyadari kesalahan yang dibuat oleh Dewi Danu, dia bersama anaknya pergi ke kerajaan.
Di kerajaan dia menceritakan semua yang telah terjadi dan mengatakan anak yang bersamanya adalah anak dari Sri Jaya Pangus.
Rakyat Balingkang pun akirnya mengangkat anak itu sebagai penerus kerajaan, dan untuk menghormati Raja dan Permaisurinya rakyat Balingkang membuat sepasang arca atau barong, yang disebut dengan Barong Landung.
Menurut Jero Mangku Gede, "inilah perwujudan akulturasi budaya Cina dengan Hindu Bali, menggambarkan Barong Landung yang perempuan berwajah wanita Cina cantik, dan yang pria berjawah seram denan taring yang panjang, ini adalah wujut dari ajaran "Ruwa Bineda" yang membedakan baik dan buruk."(*)