Fenomena Hamil Duluan di Bali, Ini 7 Faktor yang Harus Dikontrol

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masalah seks jika tidak diketahui dengan baik akan jadi bumerang.

Menurut IG. Agung Jaya Suryawan, pembicara dalam seminar Fenomena Seks Pra-nikah di Bali, seks bebas ini bermula dari coba-ciba menonton film yang berbau porno.

Baca: Lontar Rahasya Sanggama Ungkap 3 Jenis Hubungan Seks, Hanya untuk yang Telah Menikah!

"Selanjutnya ada keinginan mencoba, dari coba-coba ada perilaku munafik yang muncul karena tidak mengaku. Kita tidak pernah jujur dengan masalah seks. Kadang sayang, dan cinta nomor dua dan kama nomor satu," katanya, Kamis (5/4/2018).

Ia mengatakan faktor pendukung seks bebas atau hamil duluan ada beberapa faktor:

1. berpacaran di tempat yang sepi dan gelap.

2. Selain itu, sering bersentuhan atau meraba-raba dengan lawan jenis.

3. Tergoda bujuk rayuan pasangan.

4. Penggunaan obat-obatan terlarang dan miras.

5. Merasa aman dengan kontrasepsi dan antibiotik.

6. Menonton pornografi.

7. Serta kecanduan melakukan hubungan seks.

"Perilaku seks ini menyebabkan ketagihan sehingga harus hati-hati dan berbahaya jika tidak dikontrol dan tidak ada komitmen. Sehingga harus diresmikan dengan upacara pernikahan," imbuhnya.

Akibat yang bisa muncul dari seks bebas ini yaitu mendukakan hati Tuhan dan orang tua.

"Ya kalau orang tua siap dan punya bekal. Kalau tidak repot, belum lagi tidak ada dewasa (hari baik), juga akan menjadi aib keluarga," katanya.

Selain itu juga menyebabkan kehilangan kesucian diri.

Suci dalam hal ini bukan masalah perjaka dan perawan, akan tetapi kesucian di dalam hati.

"Taraf kesucian itu dari hati apakah ada perasaan berdoasa atau tidak," imbuhnya.

Adanya kehamilan di luar nikah, pernikahan usia dini, dan pandangan negatif dari lingkungan sekitar. (*)