66 Penumpang KM Tilong Kabila Terjaring Tanpa Identitas di Pelabuhan Benoa

Sebanyak 66 orang dari 1.275 penumpang KM Tilong Kabila yang turun di Pelabuhan Benoa

Penulis: Hisyam Mudin | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Suasana sidak penumpang KM Tilong Kabila di Pelabuhan Benoa, Bali pada Jumat (13/7/2018). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 66 orang dari 1.275 penumpang KM Tilong Kabila yang turun di Pelabuhan Benoa, Bali, diamankan, Jumat (13/7/2018).

Puluhan penumpang yang merupakan pendatang ini terjaring tidak memiliki identitas diri berupa KTP.

Kabid Penertiban Satpol PP Kota Denpasar, I Nyoman Sudarsana mengatakan, penertiban ini bertujuan untuk memudahkan pendataan penduduk.

Selain itu, juga mengingatkan agar masyarakat bisa tertib administrasi kependudukan, dan selalu mambawa KTP kemanapun mereka pergi.

"66 orang ini terjaring tanpa identitas," ujarnya Sabtu (14/7/2018) kemarin.

Ia mengatakan, puluhan pendatang rata-rata berasal dari NTT dan NTB.

"Jumlah penumpang 1.275, kapal ini datang dari wilayah timur, rata-rata NTB dan NTT, tapi mereka ada keluarganya yang menjamin, yang sudah menetap dengan KTP Denpasar. Saat ini mereka sudah dijemput oleh keluarganya masing-masing di kantor Satpol PP Denpasar," katanya saat dikonfirmasi Tribun Bali.

Ia mengatakan, puluhan orang tanpa identitas ini hanya dilakukan pembinaan dan meminta mereka untuk segera mengurus dokumen kependudukan.

"Kami sarankan untuk lapor di kadus (kepala dusun) maupun kaling (kepala lingkungan) untuk didata sebagai penduduk non permanen, karena ini sangat penting untuk mereka sendiri. Dari pihak keluarga mereka pun sudah kami sarankan," katanya.

Ia menjelaskan, sidak gabungan ini terdiri dari pihak catatan sipil, Satpol PP, Polsek Benoa, TNI, dan pihak dari unsur Pelabuhan Benoa lainnya dengan jumlah sekitar 75 personel.

Dalam pengamanan, puluhan orang ini tidak melawan, pihaknya juga tidak menemukan barang berbahaya berupa senjata tajam (sajam) dalam sidak kali ini.

"Hari pertama baru ada sajam dan itu diproses polisi. Saat pengamanan melawan sih tidak, tapi mereka sendiri sudah tahu tidak ada KTP, tapi karena mereka diinfo akan dijemput keluarga sehingga mereka berani," ujarnya.

Ditegaskan Sudarsana, kedepan apabila para pendatang yang tidak memiliki KTP dan terjaring akan ditindaklanjuti dengan sidang tipiring, bahkan dipulangkan ke daerah asalnya.

"Apabila ada tanpa identitas kami kembalikan ke dearah asal melalui dinas sosial kota dan provinsi, juga bisa dikenakan tipiring," katanya.

Sidak penduduk dengan menyasar penumpang kapal ini sudah dilakukan beberapa kali, kendati demikian masih saja ditemukan sejumlah penumpang tanpa identitas.

Sementara untuk bisa berlayar penumpang harus memiliki tiket sesuai identitas diri, namun masih saja ada yang lolos tanpa identitas.

Terkait dengan ini, Sudarsana berharap agar pengawasan di daerah asal penumpang harus lebih ketat.

"Kami waktu hari pertama itu sempat diskusikan soal ini. Pengawasan di daerah asal mereka (penumpang) mestinya harus ketat, syukur bisa selamat sampai tujuan, kalau ada musibah siapa yang tanggung jawab terkait hal ini," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved