Gempa Bumi Lombok

Amor Ring Acintya Nyawa Dex Uli Tak Tertolong Setelah Tertimpa Tembok Rumah Kos Saat Gempa 7 SR

“Amor ring acintya dek...Bibik sing nyangka kadek ngalain secepat kene....sebet kenehe.” Tulis akun bernama Aryani

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ady Sucipto
Istimewa
Ni Made Yuli Widiani yang akrab disapa Dex Uli. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gempa 7,0 SR yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terasa hingga wilayah Bali, Minggu (5/8) malam.

Bahkan gempa menyebabkan nyawa Ni Made Yuli Widiani tak tertolong setelah tertimpa runtuhan tembok di rumah kosnya, Jl Juwet Sari No. 25, Banjar Kajeng, Pemogan, Denpasar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, pada saat terjadi gempa dahsyat pukul 19.46 Wita, tadi malam, Dex Uli sedang berada di dalam kamar berdua bersama kakaknya I Gede Angga.

Akibat getaran gempa keras, Dex Uli panik lalu bergegas lari ke luar kamar.

Angga sudah melarang keluar dan disuruh diam di kamar. Bahkan kakaknya sempat menarik bajunya agar tidak keluar kamar.

Namun Dex Uli tetap berlari keluar kamar. Nahas, baru sampai depan kamar, tiba-tiba tembok rumah kos roboh lalu menimbun korban.

Perempuan tamatan SMKN 1 Kubu ini kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Kerta Usada, Denpasar. Namun, nyawa Dex Uli tidak bisa ditolong lagi. Ia meninggal dunia!

Rasa duka pun dirasakan keluarga, kerabat, dan rekan-rekan Dex Uli –panggilan akrab korban. Ucapan duka cita memenuhi akun media sosial milik perempuan asal Kabupaten Karangasem ini.

“Amor ring acintya (turut berduka cita) dek ...Bibik sing nyangka kadek ngalain secepat kene....sebet kenehe.” Tulis akun bernama Aryani di-wall Facebook Dex Uli, tadi malam.

Dan, kegiatan memasak ayam goreng di kosannya saat hari libur, kemarin, menjadi postingan terakhir Dex Uli di Facebooknya. Foto ayam goreng pun menjadi saksi hari-hari terakhir korban.

Selain Dex Uli, gempa kemarin juga menyebabkan Slamet Wijaksono meninggal dunia.

Ia menghembuskan napas terakhir saat hendak menyelamatkan diri dari guncangan gempa di Resto Golden Palce Kuta, Badung.

Peristiwa ini terjadi saat korban bersama rombongan sebanyak dua bus tiba di Resto Golden Palace untuk santap bersama.

Namun saat makan, terjadi gempa. Pengunjung pun berhamburan keluar. Nahas korban jatuh seketika saat mau menyelamatkan diri.

"Menurut laporan tadi, korban hendak menyelamatkan diri namun jatuh di tempat karena kaget. Korban diduga mempunyai riwayat jantung," ujar  Kapolsek Kuta, AKP Teuku Ricki, tadi malam.

Korban Luka-luka

Gempa bumi yang berkekuatan 7 SR yang berpusat di pulau Lombok bagian utara pun sangat terasa di Klungkung dan Karangasem. Sejumlah korban luka-luka dan banyak bangunan rusak.

Seorang warga asal Dusun Penasan, Desa Tihingan, Klungkung, I Wayan Dharmawan (41), harus dilarikan ke UGD RSUD Klungkung karena tertimpa tembok.

Sebelum kejadian, Dharmawan sedang berkumpul bersama rekan-rekannya. Namun tiba-tiba ia merasakan guncangan gempa yang cukup keras dan langsung panik.

"Saya panik, dan berlari pulang untuk selamatkan istri dan anak saya," ujar Darmawan saat mendapatkan perawatan di UGD RSUD Klungkung, tadi malam.

Namun saat berlari di gang, tiba-tiba tembok tetangga roboh dan menimpa Darmawan hingga tersungkur. Warga sekitar lalu menyelamatkan Darmawan dan segera membawanya ke RSUD Klungkung.

"Dari tubuh hingga ke kaki saya ditimbun robohan. Setelah tertimbun itu, saya tidak sadarkan diri," ungkapnya.

Beruntung Darmawan hanya mengalami luka lecet akibat peritiwa tersebut.

Tidak hanya Dharmawan, ibu dua anak asal Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Ni Luh Sukendriasih, harus dilarikan ke RSUD Klungkung. Ia mengalami patah tulang karena terjatuh ketika berusaha menyelamatkan diri saat gempa mengguncang.

" Ketika gempa terjadi, dia (Sukendriasih) sedang latihan gamelan di banjar," ujar I Wayan Bakti, kerbat korban.

Ketika gempa terjadi, Sukendriasih langsung berlari menyelamatkan diri dengan loncat dari panggung balai banjar. Saat berusaha menyelamatkan diri itu, ia terjatuh hingga tangan kananya patah. Ia pun dilarikan ke UGD RSUD Klungkung

Patah tulang juga dialami Ni Wayan Genep (55), warga desa Kerta Bhuana, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Ketika gempa, Ni Wayan Genep berlari berusaha menyematkan diri. Namun tiba-tiba tembok rumahnya roboh dan menimpa kakinya.

"Telapak kaki kanannya patah karena tertimpa tembok," ujar Nyoman Kicen, kerabat dari Wayan Genep.

Kepanikan di Mall

Gempa 7 SR yang kemudian disusul gempa berkekuatan 5,6 SR pukul 20.49 Wita juga terasa di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Gempa kali ini terasa sangat kuat meski pusatnya di Lombok. Tanah bergoyang, kabel, dan gesekan antar atap rumah yang berdekatan juga terdengar.

Warga yang sedang beraktivitas di dalam rumah atau pusat perbelanjaan berhamburan ke luar sambil berteriak: gempa, gempa, gempa!

"Gempanya kuat sekali. Kaki saya sampai gemetar," kata seorang warga yang bernama Widhi.

Kepanikan terjadi di Mall Level 21 Denpasar. Pengunjung berlarian ke luar mall untuk menyelamatkan diri.

Siska asal Palangkaraya mengaku kaget dan langsung menghentikan tegukan minumannya. Ia pun panik saat lantai 2 di Mall Level 21 bergetar cukup keras.

"Awalnya saya bilang ke teman saya, ini gempa. Saya diam 2 menit, namun benar ini gempa dan saya langsung lari," tuturnya dengan nada bergetar.

Pantauan Tribun Bali, kondisi di Level 21 sangat tidak kondusif. Begitu gempa dirasakan, semua pengunjung berlarian berhamburan keluar. Tak peduli eskalator naik maupun turun semuanya padat dipakai turun oleh ribuan orang. Sembari berteriak, dan mencari jalan agar cepat turun.

Anak-anak menangis, karena takut dengan keriuhan. Seorang ibu memilih menyerah, dan menunggu. "Diam saja, tunggu mereka berlari," kata seorang ibu menenangkan anaknya.

Kepanikan juga terjadi di Mall Bali Galeria di Kuta dan Duta Plaza Matahari Dept Store. Karyawan dan pengunjung berlarian menyelamatkan diri.

Di Mall Bali Galeria, dilaporkan parkiran bagian atas roboh. Mall besar ini pun tutup lebih awal sekitar pukul 19.47 Wita.

Dari pantauan, terlihat banyak reruntuhan bangunan yang jatuh di aliran sungai. Satu kendaraan Damkar stand by di area parkir.

Pegawai Mall Bali Galeria, Getra menjelaskan, parkiran kendaraan bagian atas blok H-1 yang hendak direnovasi, roboh serta saluran pipa bengkok akibat guncangan gempa. Reruntuhan tersebut menimpa kendaraan roda dua sebanyak 13 unit.

"Tidak ada korban jiwa. Namun sementara data dari polisi, reruntuhan yang menimpa kendaraan sebanyak 13 kendaraan," ujarnya.

Seorang pemilik motor yang hancur, Handi (25) asal Surabaya menjelaskan, pada saat kejadian semua orang berhamburan keluar. Hendak menuju parkiran, namun parkiran pun roboh, serta reruntuhan menimpa kendaraan roda dua.

"Pada saat itu sedang nongkrong, gempa terasa keras, semua orang berhamburan keluar. Mau menuju parkiran, lihat parkiran roboh. Termasuk motor saya terkena reruntuhan bangunan," ungkapnya.

"Kalau dihitung kerugian mencapai Rp 10 juta.Tadi sudah di data sama satpamnya, untuk besok datang lagi ke mall. Ya semoga ada bantuan," ujarnya.

Sementara di Matahari Dept Store Jalan Dewi Sartika, Denpasar, atap genteng bangunan di bagian depan berjatuhan.

Seorang satpam Matahari Dept Store, Ahmad Subandi, menuturkan saat kejadian masih banyak pengunjung yang berada di dalam plaza.

Begitu terjadi gempa, semua pengunjung berteriak histeris ketakutan. Semua langsung pada berlarian keluar.

Namun karena kondisi atap genteng yang berada di depan banyak berjatuhan, mereka diimbau tetap tenang.

"Mereka kami imbau agar tetap tenang. Begitu kondisi aman mereka kami persilakan keluar bergantian," ungkapnya kepada Tribun Bali, Minggu (5/8).

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya ada satu pegawai perempuan yang mengalami kram karena gemetar ketakutan sehingga harus dibopong karyawan lain ke RSUP Sanglah.

Kerusakan di Bandara

Beberapa kerusakan kecil juga terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, akibat gempa di Lombok. Sejumlah plafon di terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai rusak dan pintu kaca di gate 6 jatuh dari posisi sebelumnya.

Namun gempa tidak sampai menggagggu penerbangan. Menurut Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, fasilitas penerbangan seperti runway, taxiway, dan apron tidak terjadi kerusakan dan operasional land side serta airside berjalan normal.

“Sudah dilakukan pengecekan selama 10 menit di airside untuk memastikan kehandalan fasilitas penerbangan dan dipastikan aman untuk penerbangan. Rekan-rekan operasional di lapangan sedang melakukan pemeriksaan struktur bangunan terminal secara keseluruhan. Secara umum operasional normal,” ungkapnya.

Saat ditanyai mengenai plafon terminal ia membenarkan perihal itu memang ada beberapa kerusakan minor di plafon Gedung Terminal karena guncangan yang cukup kuat.

“Kami akan lakukan perbaikan secepatnya kurang dari 24 jam, karena tidak terkait struktur bangunan. Dan Angkasa Pura I meminta maaf atas ketidaknyamanan di area gedung terminal selama masa pembersihan dan perbaikan di gedung terminal,” tambahnya.

31 Meninggal di Lombok

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan laporan sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 SR sebanyak 31 orang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB, Agung Pramudja di Mataram,Minggu malam menyatakan, korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 28 orang. Semuanya tersebar di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, sembilan orang, Desa Sesait lima orang, Desa Santong Pansor Daya tiga orang, dan Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan 10 orang, serta kecamatan Pemenang satu orang.

Sementara di Kecamatan Gununsari, Kabupaten Lombok Barat, tiga orang.

"Itu data sementara yang kami terima pada pukul 00.10 Wita," katanya dikutip Antara. (ful/mit/rin/riz/bus/zae/azm)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved