Detik-detik Anggota TNI dan Tim 'Papua Terang' Diserang Kelompok Bersenjata di Papua
Tim survei yang mendapat pengawalan pengamanan dari 16 prajurit TNI tiba di Kampung Wagemuga sekitar pukul 08.19 WIT.
TRIBUN-BALI.COM, TIMIKA - Tim survei Papua Terang, program dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mendapat pengawalan dari prajurit TNI diserang kelompok kriminal separatis bersenjata ( KKSB/ KKB) di Kampung Bokoa, Kabupaten Paniai, Papua, Senin (6/8/2018).
Lima prajurit TNI terluka dan tiga pucuk senjata api laras panjang dirampas KKB dalam peristiwa tersebut.
Awalnya, Tim survei Papua Terang yang terdiri dari 3 tenaga ahli PLN, 3 tenaga sukarela, 4 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan 7 mahasiswa Universitas Cenderawasih berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga menggunakan 2 kapal cepat.
Tim survei yang mendapat pengawalan pengamanan dari 16 prajurit TNI tiba di Kampung Wagemuga sekitar pukul 08.19 WIT.
Baca: Jemaah Masjid Polda Bali Antusias Ikuti Khataman Alquran Full Day
Baca: Satreskrim Polresta Denpasar OTT, Amankan 4 Orang dan Total BB Rp 10 Miliar di Warung Makan
Baca: Menpan-RB Minta Mal Pelayanan Publik Banyuwangi Bisa Urus Paspor
Baca: Didakwa Maksimal 20 Tahun, Pemilik Narkoba Ini Hanya Tertunduk di Hadapan Hakim
"Tim survei yang tiba ini disambut baik oleh masyarakat Distrik Wegemuka," kata Kepala Penerangan Kodam 17 Cenderawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi, Senin (6/8/2018) seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Setibanya di Kampung Wagemuga, tim akan melakukan survei di Kampung Kinou.
Untuk mencapai kampung tersebut, tim harus melewati Kampung Muyadebe, Kegomakida, Uwamani, Bokoa, Ugitadi, dan Dapaiba.
"Selama melewati kampung-kampung tersebut tim disambut baik masyarakat," tutur Aidi.
Namun, saat tim tiba di Kampung Kinou, mereka dicegat tiga warga dan meminta tim untuk kembali karena tidak membawa surat izin dari pemerintah daerah setempat.
Selanjutnya, Serma Alpius Gobay berusaha untuk bernegoisasi dengan ketiga warga tersebut, tetapi ketiga warga tetap bersikukuh agar tim tetap kembali.
Untuk menghindari benturan dengan masyarakat, tim kembali menuju pelabuhan Kampung Muyadebe, Distrik Wegemuka.
Namun saat berada di Kampung Bokoa mereka dikejar sekitar 50 orang yang membawa sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran.
Termasuk alat tajam berupa panah, parang, dan kampak.
Tak lama kemudian, dari kiri kanan dan belakang rumah penduduk muncul sekitar 30 KKSB dengan membawa sekitar 20 senjata laras panjang.
Tak hanya itu, puluhan masyarakat dengan membawa alat tajam berupa panah, kampak, dan parang juga ikut keluar rumah mengepung tim survei ini.