Di Balik Angka Serba 18, Nyanyian Nyi Roro Kidul, dan Kerahuan Massal Hingga Membuat Khawatir
Di Balik Angka Serba 18, terdengar Nyanyian Nyi Roro Kidul, dan Kerahuan Massal Hingga 2 Hari Berturut-turut
Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kenapa sejumlah siswa yang ikut terlibat dalam acara Tanah Lot Art and Food Festival #2 pada 18-20 Agustus masih ada yang kerahuan (kerasukan)?
Melihat dari sisi persiapannya, dimulai dari 300 penari memakai kebaya putih dan kamben hijau memenuhi tepi pantai Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (27/7/2018).
Diiringi lantunan gambelan, mereka menari dalam ritual nunas pasupati.
Para penari tersebut nanti akan bertugas memberi taksu dan mengajari 1.500 panari lainnya untuk persiapan pentas akbar.
Bila nanti ada penari yang tidak kuat atau kerauhan, akan dibiarkan begitu adanya.
Dalam tarian yang berdurasi selama 11 menit ini, tidak boleh ada yang menganggu jalannya proses.
"Seperti mengambil penari yang kerauhan itu tidak boleh. Jadi tidak boleh di 11 menit memotong tarian itu atau orang masuk," kata Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.
"Nanti juga saya doktrinisasi mereka ajarkan trik spiritual agar mereka bisa menjaga diri masing-masing," tandas bupati.
300 penari tersebut adalah penari inti Rejang Sandat Ratu Segara.
Ritual ini juga dikatakan sebagai pementasan yang akan digelar pada Festival Tanah Lot atau pada 18 Agustus mendatang.
Sebelum nunas pasupati, 300 penari ini terlebih dahulu menggelar persembahyangan di Pura Pengayengan Tanah Lot.
Ritual kali ini adalah sebagai persiapan untuk menggelar pementasan pada 18 Agustus.
Untuk 300 penari inti berasal dari 10 kecamatan.
Mereka juga memiliki tugas untuk mengajarkan penari lainnya yang ada di setiap kecamatan.
“Hari ini acara nunas pasupati untuk 300 penari inti, mungkin tanggal 15 Agustus mendatang akan ditarikan oleh 1.800 penari. Jadi mereka dulu mendapat taksunya, baru akan mengajarkan penari lainnya di setiap kecamatan,” kata bupati yang juga sebagai perancang tari kontemporer sakral tersebut.