Di Balik Angka Serba 18, Nyanyian Nyi Roro Kidul, dan Kerahuan Massal Hingga Membuat Khawatir

Di Balik Angka Serba 18, terdengar Nyanyian Nyi Roro Kidul, dan Kerahuan Massal Hingga 2 Hari Berturut-turut

Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
Ilustrasi - Nyi Roro Kidul Penguasa Laut Selatan dalam lukisan 

Sehingga memutuskan untuk ngaturang guru piduka sebagai simbol mepamit di Pura Luhur Tanah Lot.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Selemadeg Timur, Putu Arka Bujangga.

Dia menuturkan, awalnya sebanyak 25 siswinya mengikuti tari kolosal yang sakral tersebut.

Usai pementasan pada Sabtu (18/8/2018), tujuh siswi diantaranya justru mengalami kerauhan di Tanah Lot.

Kerauhan berlanjut di sekolah pada Senin (20/8/2018) siang.

“Yang ikut 25 siswi, tapi yang kerauhan tujuh siswi. Tapi tujuh siswi ini malah kesurupan kembali ketika berada di sekolah. Seketika berteriak histeris saat sembahyang di pura sekolah,"

"Awalnya satu orang yang kerauhan, kemudian siswa lainnya juga mengalami kesurupan," ungkapnya saat mengantar para siswa menggelar persembahyangan atau ngaturan guru piduka di Pura Tanah Lot.

Pujangga pun menuturkan, mendengar cerita dari siswi yang kerauhan tersebut cukup membuat merinding.

Pasalnya, siswi yang sempat kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul seperti saat pementasan tarian kolosal ini.

“Kami yang juga merasa khawatir dengan keadaan siswa yang tidak ada hentinya kesurupan. Akhirnya berangkat ke pura luhur Tanah Lot untuk mepamit,” tandasnya.

Kerahuan juga terjadi di sekolah lain
Sejumlah siswi kembali mengalami kerauhan di sekolah tepatnya di SMPN 4 Kediri, Selasa (21/8/2018) siang.

Para orangtua pun kembali menggelar ritual guru piduka ke Pura Tanah Lot, Tabanan.

Salah satu orangtua siswa, Ni Ketut Sudarmi mengungkapkan, awalnya seorang kerabat yang menginformasikan bahwa anaknya yang bernama Ni Putu Anisa Prema Anjani (14) mengalami kerauhan di sekolahnya.

Dia menyebutkan, saat anaknya mengalami kerauhan kondisinya berteriak, bahkan hingga loncat-loncat.

Selain itu, anaknya juga kerap mendengar bisikan gamelan dan kerap ingin menari di Pantai Tanah Lot.

"Ini saya habis ngaturang guru piduka, tadi kerauhan di sekolahnya. Katanya sekitar 20 orang yang kerauhan tadi," ungkapnya.

"Anaknya saya teriak-teriak terus, kemudian nari-nari juga terus. Habis nari juga kemarin anak saya mendengar bisik-bisik gamelan," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved