Klub Gemar Pecat Pelatih, WCP Nilai Banyak Owner Tak Pahami Isi Klub
Jika tak memenuhi ekspektasi, hukuman kejam yang diberikan yakni pemecatan pelatih
Penulis: Marianus Seran | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Isu pemecatan pelatih menjadi momok menakutkan di kancah sepakbola Indonesia.
Jika tak memenuhi ekspektasi, hukuman kejam yang diberikan yakni pemecatan pelatih.
Pemangku kepentingan tak perlu melihat semua aspek yang memengaruhi, apa penyebab terjadinya hal tersebut.
"Faktor non teknis sangat penting bagi kinerja tim. Yang utama adalah sangat tergantung dari cara pengelolaan oleh manajemen dan owner," kata WCP kepada Tribun Bali kemarin.
Pelatih asal Cilacap ini menjelaskan, banyak owner klub yang tidak mau memahami kondisi klubnya saat itu.
"Sehingga kalau kinerja tim lagi menurun langsung main pecat pelatih. Mereka tidak mau introspeksi, misalnya gaji/bonus pemain telat, fasilitas yang tidak memadai, atau tidak mau tahu kondisi tim lagi mencapai antiklimaks karena kejenuhan," kata WCP.
Menurut pelatih yang pernah membuat tendangan salto ke gawang Kuwait ini, yang penting tim harus menang terus dan jika kalah pelatih langsung dipecat.
"Owner seperti ini tidak mencari faktor lain selain pelatih yang nggak bagus," katanya.
WCP pernah alami hal serupa.
Fans Bali United pernah mendesak manajemen Bali United memecat dirinya.
Namun, manajemen Bali United profesional dan tetap bermusyawarah mencari tahu mengapa tim menurun.
Akhirnya, semuanya sepakat dan klub Bali United kembali ke jalur juara di Liga I Indonesia 2018. (*)