Indrawan Kembangkan Gitar Lokal dengan Harga Terjangkau
Ia melihat banyak gitar dengan label luar yang digandrungi padahal diproduksi dan dikerjakan oleh orang-orang Indonesia sendiri.
Penulis: Ida Ayu Suryantini Putri | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mendengar gitar, pasti terngiang di kepala tentang brand tertentu yang sudah tak asing di telinga.
Padahal ada brand lokal dengan kualitas sama dan dengan harga terjangkau yang bisa jadi pilihan. Brand tersebut bernama Cetta.
Baca: Nungky Ribka Berikan Berbagai Tips Dalam Demo Make Up, Hal-hal Ini Yang Harus Diperhatikan
Baca: Luna Maya Buka Suara Soal Kehidupannya Pascakasus Video Mesum Pada Boy William, Ini Curahannya
Baca: Truk Tabrak 3 Pengendara Motor di Traffic Light Abang, Ni Ketut Juniasih Tewas Terlindas
Baca: Hujan Lebat, Pohon Setinggi 15 Meter di Baturiti Tumbang Menimpa Warung Milik Warga
Cetta dikembangkan oleh seorang musisi bernama lengkap I Nyoman Gede Indrawan.
Ia melihat banyak gitar dengan label luar yang digandrungi padahal diproduksi dan dikerjakan oleh orang-orang Indonesia sendiri.
“Sebenarnya, industri gitar Indonesia sangat baik dari dulunya. Banyak sekali brand-brand besar yang buat produksi gitar di Indonesia. Cuma, belum ada yang berani produksi dengan brand sendiri, maju dengan brand sendiri, dengan quality control sendiri, yang kayak gitu belum ada,” ujarnya saat ditemui di toko dan studio musik miliknya di kawasan Sedap Malam, Denpasar.
Ia pun melihat kebutuhan akan gitar dengan harga terjangkau makin banyak. Hal tersebut berhubungan dengan banyaknya anak yang minta gitar ke orangtuanya, sementara orangtuanya belum yakin apakah si anak benar-benar serius di musik atau sekadar ikut-ikutan.
Awalnya, bisnis ini berkembang dalam industri rumahan tapi terkendala di produksi. “Dulu pinginnya industri rumahan biar ini juga bisa maju. Cuma, saya dua kali ke Solo, itu susah nyari orang yang benar-benar detil untuk pengerjaan produk. Jadi beberapa kali produknya harus diperbaiki lagi sebelum dijual,” paparnya lagi.
Kemudian dari bisnis rumahan, ia ingin mencoba punya produk dengan brand sendiri. Akhirnya tahun 2017, brand ini mulai dibangun. Ia tidak melakukan branding produk dengan pemasaran besar-besaran.
Ia melakukan branding dengan meminta testimoni dari musisi lain tentang kelayakan produknya karena Indrawan fokus pada produk gitar akustik yang layak dengan harga terjangkau.
“Karena dari awal targetnya, Cetta Gitar ada dengan harga terjangkau tapi dengan kualitas yang oke,” imbuhnya.
Setelah setahun berjalan, Cetta Gitar makin diakui. Dalam waktu kurang dari sebulan di awal pembentukan, produknya laku 100.
Untuk meningkatkan kualitas, ia berupaya terus melakukan perbaikan. Nut atau penahan senar yang awalnya terbuat dari plastik diganti dengan tulang.
“Kemudian size body, dulu lebih tipis sekarang lebih tebal, karena itu memengaruhi suara,” jelasnya.
Saat ini, Cetta Gitar sudah didistribusikan ke kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo.
Mereka juga pernah mengirim ke Lombok dan Papua.
Untuk diekspor, ia masih mempelajari sistemnya. Beberapa waktu lalu, ia pernah mendapat permintaan dari Finlandia tapi belum dieksekusi.
“Ini kan dari kayu, sementara kita negara tropis. Ini saya pikir harus serius research tentang sistem shipping-nya dulu,” ujarnya lagi.(*)