Warga Kemenuh Dikagetkan dengan Temuan Orok, Pelaku Tinggalkan Uang Rp 50 di Samping Jasad Bayi

Warga Banjar Tengkulah Kelod, Desa Kemenuh, Sukawati digegerkan dengan temuan orok bayi pada Kamis (15/11) sore.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi, temuan orok bayi di Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR  – Warga Banjar Tengkulah Kelod, Desa Kemenuh, Sukawati digegerkan dengan temuan orok bayi pada Kamis (15/11) sore.  

Bungkusan berisi orok ini sempat diseret oleh anjing dari tegalan menuju tengah jalan.

Kasus ini masih dilakukan pengembangan penyelidikan oleh petugas kepolisian Polsek Sukawati dan Satreskrim Polres Gianyar.

Informasi dihimpun Tribun Bali, warga setempat mengatakan, saat anjing tersebut menyeretnya, orok tersebut sudah dalam keadaan tidak utuh.

Menurut mereka, orok tersebut berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan sejumah barang bukti yang ditemukan di dekat orok, diduga pelaku membuangnya dengan perasaan ketakutan.

Sebab pada plastik hitam, tempat pelaku menaruh oroknya terdapat juga selembar uang kertas Rp 50 ribu.

Kepala Desa Kemenuh, Dewa Nyoman Neka mengatakan, orok tersebut diduga awalnya dibuang di kawasan tegalan, yang tak jauh dari lokasi temuan.

Kemudian, diseret oleh seekor anjing liar ke badan jalan. Sebab sebelumnya, warga di seputaran lokasi tidak menemukan adanya sesuatu yang mencurigakan di tengah jalan.

“Tadi (kemarin) saya dapat laporan dari seorang pengendara yang melintas, bahwa ada orok diseret anjing. Pas tiba di sini (TKP), kondisinya sudah tidak utuh. Kami menduga, orok ini dibuang di tegalan dekat jalan, lalu diseret anjing liar. Kami sangat menyayangkan, hal seperti ini terjadi di wilayah kami. Kami mengutuk perbuatan melawan hukum ini,” ujar Dewa Neka dengan nada emosional ditemui kemarin.

Pihaknya berharap pihak kepolisian segera menangkap pelakunya.

“Perbuatan tak beradab, kami mendorong agar pelaku segera ditangkap. Kasihan, orang mau hidup, justru nyawanya dicabut sebelum sempat lahir ke dunia,” tandasnya.

Kasus pembuangan orok sebelumnya juga terjadi di wilayah Klungkung bulan lalu. Pelaku pembuang orok dapat ditangkap petugas kepolisian setelah 11 hari melakukan penyelidikan. 

Petugas Polsek Banjarangkan berhasil mengungkap pembuang yang tak lain adalah ibu kandung dari orok, yang awalnya ditemukan mengapung di saluran irigasi Subak Penasan, Desa Tihingan, Banjarangkan, Senin (27/8/2018) lalu.

Ibu kandung sekaligus pelaku aborsi dan pembuang orok tersebut, diketahui berinisial GA (19).

Kasus yang sama juga terjadi di Denpasar, pembuang orok di kawasan Jalan ratna Denpsar juga dapat ditangkap beberapa bulan lalu. Kini kasusnya bahkan sudah bergulir di persidangan.

Diduga Pelaku Tinggal di Seputar Lokasi

Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Deni Septiawan yang berada di TKP langsung mengerahkan anggotanya untuk melacak keberadaan pelaku.

Pihaknya menyasar perempuan yang sebelumnya hamil, namun tiba-tiba perutnya kempes tanpa adanya bayi.

“Kemungkinan pelaku tinggal tidak jauh dari sini. Kami sedang memburu. Kami menduga, perbuatan ini dilakukan untuk menyembunyikan aibnya,” ujarnya tanpa merinci soal pelaku yang diduga tinggal dekat lokasi.

Kapolsek Sukawati, AKP Suriadi saat dikonfirmasi Kamis malam, belum bisa menyampaikan secara rinci, terkait kapan bayi tersebut dibuang.

Sebab saat ini mayat orok masing diautopsi Tim Forensik RSUP Sanglah Denpasar.

“Kami masih menunggu hasil autopsi dari RSUP Sanglah. Namun anggota masih dikerahkan untuk memburu pelaku,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved