Liputan Khusus
Usai Melahirkan Lalu Dicerai, Dilema Kewajiban Ibu Hamil Tes HIV/AIDS
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mewajibkan semua ibu hamil harus tes HIV untuk menekan jumlah penularan HIV dari ibu ke anak
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mewajibkan semua ibu hamil harus tes HIV.
Kebijakan itu diterapkan untuk menekan jumlah penularan HIV dari ibu ke anak.
Namun, kebijakan itu memunculkan dampak yang tak diperkirakan sebelumnya, yakni sejumlah pasangan suami-istri mendadak cerai, atau kaum perempuan disingkirkan secara paksa oleh keluarga suami karena diketahui mengidap HIV.
Dalam satu tahun terakhir, Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) menerima 50 keluh-kesah perempuan di Bali yang disingkirkan oleh suaminya gara-gara istri positif HIV/AIDS.
“Di Bali banyak yang seperti itu. Satu tahun terakhir saya menangani 50 perempuan yang begitu,” ungkap salah satu konselor di LBH APIK, Yoke Ferdinandus, Sabtu (1/12/2018), di Denpasar.
Bahkan, ada kasus pasangan suami istri yang baru menikah, kemudian saat suami mengetahui istrinya positif HIV, sang istri kemudian diceraikan setelah melahirkan buah hati.
“Kejadian yang baru adalah di RS Wangaya Denpasar. Ada pasangan suami istri yang baru menikah, terus pas dites, suaminya negatif, tapi istrinya positif. Sekarang mereka sudah bercerai. Waktu itu memang dikatakan setelah melahirkan akan diceraikan,” kata Yoke yang didampingi temannya yang menangani langsung kasus pasangan suami istri tersebut.
Masalah baru pun muncul di keluarga tersebut.
Yoke menuturkan, setelah pasangan ini bercerai, ternyata anak yang lahir dari ibunya positif HIV itu diasuh oleh ayahnya.
Nah karena kesulitan ekonomi, si ayah tidak bisa membelikan susu dan pembalut (pampers) untuk anaknya dan melakukan tindakan kriminal pencurian, sehingga akhirnya masuk sel tahanan.
“Bahkan dia sampai mencuri karena gak bisa beli pampers dan susu. Dia mencuri dan dipenjara. Nah karena dipenjara, akhirnya anaknya sekarang diasuh oleh ibunya. Ini mungkin karma pala,” kata Yoke.
Bukan cuma itu.
Yoke mengungkap ada keluarga yang sampai membuatkan rumah khusus untuk menantunya yang positif HIV.
Alasannya, karena keluarga besar pihak suami menolak menantunya dekat dengan keluarga tersebut.
“Ini di Bali lho. Ternyata ada yang sampai begitu. Padahal kan kalau cuma bersentuhan, bahkan kalau ciuman pun gak akan menularkan,” kata perempuan asal Padangsambian, Denpasar ini.