Jro Jangol Meninggal

Ratna Dewi Hadiri Pengabenan Jro Jangol Hari Ini, Kalapas: Tetap Dikawal Polisi

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kerobokan sudah memberikan izin luar biasa kepada istri pertama Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol

Penulis: Putu Candra | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Putu Candra
Ni Luh Ratna Dewi tersenyum usai menjalani sidang yang memvonisnya hukuman 12 tahun penjara di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis (7/6). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kerobokan sudah memberikan izin luar biasa kepada istri pertama Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol, Ni Luh Ratna Dewi.

Izin itu diberikan kepada Ratna Dewi untuk menghadiri pengabenan suaminya hari ini.

Namun izin luar biasa tersebut hanya diberikan satu hari, saat prosesi ngaben hingga selesai.

Setelah itu, Ratna Dewi harus kembali menghuni Lapas Perempuan. Ia tidak diperbolehkan menginap di rumah.

Kepala Lapas Perempuan, Lili menyatakan permohonan izin itu telah diajukan oleh pihak keluarga.

Pun, izin luar biasa ini diatur di PP No. 32 tahun 1999, dimana salah satunya mengatur tentang pemberian izin meninggal dunia keluarga (ibu, bapak, anak, suami dan istri).

"Proses ngaben ini ada rangkaiannya, pemandian jenazah sampai dengan pengabenan. Ini kan ada kearifan lokal. Jadi kami memang harus berikan, karena Ratna Dewi ini diperlukan kehadirannya oleh keluarga dalam prosesi upacara ngaben suaminya," jelas Lili saat dikonfirmasi, Kamis (3/1).

Ratna Dewi juga berstatus narapidana kasus jual beli narkoba bersama mendiang suaminya. Ia juga vonis 12 tahun penjara.

"Nanti saat ngaben dia keluar, setelah proses ngaben selesai, Ratna Dewi kembali ke lapas. Intinya tidak menginap, dia harus kembali lagi," terang Lili.

Sebelumnya, pihak perwakilan keluarga Jro Jangol telah mengajukan permohonan izin agar Ratna Dewi bisa menghadiri prosesi ngaben suaminya.

Kata Lili, sesuai dengan aturan, serta persyaratan sudah dilengkapi semua oleh pemohon.

Persyaratan tersebut meliputi surat kematian keluarga, jaminan dari keluarga, kepala desa, kepala lingkungan yang bersangkutan tidak melarikan diri.

Saat Ratna Dewi keluar LP akan tetap dilakukan pengawalan.

"Ada pengawalan dari pihak kepolisian. Petugas kami juga ikut mengawal Ratna Dewi hingga balik lagi ke sini (LPP)," kata Lili.

Arwah Jro Jangol Berpesan Keluarga Rawat Gedong Suci, Terungkap Usai Tiga Kali Nunas Baos

Suasana rumah duka alm. Jro Jangol di Jl. Pulau Batanta No. 70 Banjar Sebelanga, Denpasar Barat sehari sebelum upacara puncak pengabenannya.
Suasana rumah duka alm. Jro Jangol di Jl. Pulau Batanta No. 70 Banjar Sebelanga, Denpasar Barat sehari sebelum upacara puncak pengabenannya. (TRIBUN BALI/ZAENAL NUR ARIFIN)

Mantan Wakil Ketua DPRD Bali, Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol, berpesan agar keluarga terus merawat gedong suci (kamar suci) beserta benda pusaka di rumahnya.

Pesan itu disampaikan Jro Jangol saat ritual nunas baos sebelum diaben pada hari ini, Jumat (4/1).  

Nunas baos merupakan ritual menurunkan roh orang yang sudah meninggal lewat orang pintar yang disebut dengan istilah jro dasaran.

Yang menarik, arwah Jro Jangol baru mau bicara setelah pihak keluarga tiga kali nunas baos dengan jro dasaran berbeda.

Awalnya, keluarga nunas baos di rumah seorang jro dasaran di Biaung, Denpasar Timur, setelah Jro Jangol meninggal, Jumat (28/12).

Namun saat prosesi pertama nunas baos itu, arwah mendiang Jro Jangol tidak mau berbicara terkait permintaan bekal atau pesan yang ingin disampaikan kepada keluarganya.

Kedua nunas baos di kawasan Muding, Badung, juga tidak mau bicara.

“Ten nyak mabaos raganne (Tidak mau bicara almarhum),” ujar Jro Putra, ipar mendiang Jro Jangol, saat ditemui Tribun Bali di rumah duka di Jalan Batanta No 70, Banjar Sebelanga, Denpasar Barat, Kamis (3/1).

Hingga akhirnya nunas baos yang ketiga baru arwah Jro Jangol mau berbicara. Itupun setelah jro dasaran, yang masih kerabat almarhum, datang ke rumah duka.

“Akhirnya ada dasaran taksu yang masih ada hubungan saudara seoalah-olah tertarik oleh kekuatan yang di Atas, dan akhirnya mau ke sini (rumah duka). Beliau mudun (memanggil arwah) pas di depan gedong suci almarhum,” ungkap Jro Putra.

Barulah arwah almarhum mulai bicara dan mengutarakan pesan-pesannya. Lewat perantara jro dasaran, arwah Jro Jangol berpesan kepada saudara-saudara dan keluarganya untuk meneruskan apa yang telah diperjuangkan dan dicita-citakan oleh almarhum.

Jro Jangol yang sudah menjadi jro mangku juga minta keluarga mengurus serta merawat kedelapan anaknya yang ditinggalkan.

Dan juga merawat gedong suci atau kamar suci serta isi benda pusaka yang didapatkannya.

“Memiliki gedong suci kan sulit ya. Kalau kita Hindu merawatnya tanpa keikhlasan kan itu menjadi beban. Apa yang ada di gedong suci, benda sakral yang ada di dalamnya minta dirawat. Entah nanti siapa yang meneruskannya dan mewarisi generasi dari almarhum tetap dirawat terus,” ungkap Jro Putra.

Selain itu, Jro Jangol berpesan kepada keluarga agar ikhlas melepas kepergiannya karena memang sudah takdir seperti ini.

Dan keluarga harus mengikhlaskan kepergian almarhum agar arwahnya lebih tenang.

Jro Jangol meninggal meninggal dunia, Jumat (28/12) pukul 04.49 di RS Kasih Ibu, Denpasar. Beberapa jam sebelumnya, sekitar pukul 00.30 Wita, Jro Jangol mengalami kejang-kejang di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kerobokan.

Pria yang berstatus narapidana dengan vonis 12 tahun penjara akibat kasus jual beli narkoba ini meninggal karena penurunan kesadaran susp toksik enchelopalopati plus gagal napas.

Sementara itu, prosesi puncak pengabenan akan digelar hari ini, mulai sejak pagi sekira pukul 08.00 Wita.

Sebelumnya telah digelar upacara ngeringkes, nyiramin, dan ngajum pada Selasa (2/1), dilanjutkan dengan persiapan lainnya pada Kamis (3/1).

Adapun posisi padma akan diletakkan di rumah tua almarhum Jro Jangol yang tak jauh dari rumah duka.

“Setelah selesai semua persiapan di sini (rumah duka), layon-nya (jenazahnya) turun  napa caru, selesai baru kita bawa ke sana (rumah tua). Untuk iring-iringan sudah kita atur dengan pecalang dan petugas adat,” tutur Jro Putra.

Sebagai mantan Wakil Ketua DPRD Bali dan tokoh ormas besar di Bali, prosesi pengabenan Jro Jangol hari ini dipastikan akan dihadiri ribuan pelayat. (zae/can)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved